Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan hastag #savekomodo. Intinya adalah, menolak pembangunan beberapa akomodasi di Taman Nasional Komodo khususnya di Pulau Rinca.
BACA JUGA: Heboh Rencana Pembangunan di TN Komodo, Ini Kata KLHK
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airef mengaku sudah mendengar tentang isu di Taman Nasional Komodo. Hanya saja, dia harus mempelajari dan mengecek lagi soal pembangunan akomodasi di sana. Namun dia berpesan, agar tetap mengikuti aturan yang berlaku.
"Ujung-ujungnya apapun yang dibangun harus sesuai dengan aturan taman nasional dan sesuai prinsip sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan. Harus menghormati alam dan budaya," tegas Arief.
![]() |
Menurut Arief, memang ada beberapa lahan yang bisa dipakai di kawasan taman nasional untuk pembangunan. "Misal dari 100 hektar bisa dipakai 10 hektar lalu 1 hektarnya untuk pembangunan akomodasi. Tapi ya nanti harus kita cek dulu," jelasnya.
Kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo memang terus meningkat, khususnya wisatawan mancanegara. Investasi memang dibutuhkan di Labuan Bajo dan sekitarnya, tapi tentu ada aturan yang berlaku.
"Kalau tidak memenuhi peraturan, kita lakukan teguran. Pariwisata itu melestarikan, karena semakin dilestarikan semakin menyejahterakan," tutup Aref.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!