"Sebagian besar lokasi kebakaran ditumbuhi rerumputan, tamanan obat dan semak belukar. Dan beberapa pohon akasia serta cemara. Tapi pohon-pohon ini hanya terbakar di bagian bawahnya saja, tidak sampai hangus dan mati," kata Kepala Seksi Wilayah I (TNBTS), Sarmin, Kamis (6/8/2018).
Sarmin juga mengungkapkan kawasan yang terbakar seperti Jemplang, Bukit Teletubbies, Watu Gede, padang savana tak terdapat fauna khususnya mamalia. "Yang banyak fauna itu di kawasan Gunung Semeru," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sisi positif kebakaran ini bisa mempercepat penggantian rumput kering menjadi rumput hijau. Pemulihannya cepat, sekitar satu bulan rumput akan kembali tumbuh," terangnya
Hal itu juga ditegaskan disampaikan Teguh Wibowo, Ketua Komunitas Bromo Lovers. Menurutnya, kebakaran savana tak kerusakan ekosistem. Pohon-pohon besar seperti cemara dan akasia yang ada di savana hanya terbakar di bagian bawah.
"Padang rumput memang sangat kering jadi mudah terbakar. Nanti akan cepat tumbuh kalau hujan turun," terangnya.
Selain tak berdampak buruk pada ekosistem kawasan, kebakaran juga tak berpengaruh signifikan pada kunjungan wisatawan. Lokasi-lokasi yang biasa jadi jujugan pengunjung seperti Puncak Penanjakan, lautan pasir dan kawah Bromo masih didatangi pengunjung.
"Kunjungan wisatawan masih normal," terang Sarmin. (bnl/aff)












































Komentar Terbanyak
Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Darurat Bencana-Tanpa Izin Gubernur & Mendagri
Turis Asing di Kertajati Turun, Dedi Mulyadi: Penerbangannya Kan Nggak Ada
Temuan Kemenhut Soal Kerusakan Hutan Sumatera, Bukan Cuma Faktor Cuaca