Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) meluruskan kabar tentang pertemuan antara Ketua Bali Tourism Board (BTB) IB Agung Partha Adnyana dengan pengusaha nakal yang menjual paket wisata murah ke turis China. Cok Ace menyebut pertemuan itu tindak lanjut dari sidak akhir pekan lalu.
"Saya tidak melihat dan mendengar dan sudah kroscek. Kejadian kemarin adalah inisiatif dari pedagang-pedagang yang berinisiatif, atas inisiatif itu ini sebuah pengakuan bahwa betul jual-beli kepala," kata Cok Ace usai rapat di DPRD Bali, Jl Dr Kusuma Atmaja, Denpasar, Bali, Senin (22/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira itu bukan manuverlah, itu tindak lanjut dari blusukan ke lapangan. Apa yang dilakukan temen-temen BTB kemarin sebagai bentuk upaya agar jangan sampai ada harga-harga murah tersebut. Sebatas itu kami mengapresiasi, kami melihat ini sebuah pernyataan bahwa dia mengakui bertransaksi kepala tersebut dan berjanji menghentikan per bulan Desember ini adalah pernyataan yang dibuat dan terjadi," terangnya.
Dari kabar yang beredar dalam pertemuan itu Ketua BTB IB Agung Partha Adnyana disebut minta pertemuan itu dirahasiakan dan tidak boleh direkam sehingga ditengarai ada kongkalikong dengan para pengusaha nakal tersebut. Cok Ace mengaku tidak mengetahui tentang tuduhan tersebut namun dia memastikan sudah mendapatkan laporan terkait hasil pertemuan itu.
"Saya tidak tahu itu (soal tidak boleh direkam-red), kalau ada sumber datanya silakan dikroscek. Apa yang jadi kesepakatan mereka tidak dirahasiakan, kita sudah mendapat, sudah disampaikan saya melihat poin-poinnya katakanlah tidak ada yang menyimpang. Lebih kepada suatu pengakuan bahwa betul praktik jual-beli kepala itu ada dan akan mereka selesaikan Desember," urainya.
"Setelah Desember mereka nggak mau lagi, karena mereka minta jeda waktu. Bulan Desember mereka akan menghentikan praktik jual-beli kepala, dan mereka akan mengatur barang dagangannya sesuai ketentuan Indonesia ini positif yang kita lihat," sambungnya.
![]() |
Praktik jual-beli paket wisata murah ke turis China itu dilakukan dengan hitungan perorangan. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali itu menyebut pihaknya sudah pernah mengusulkan soal batas tarif bawah untuk harga paket pariwisata namun terkendala aturan.
"Tidak adanya jual beli kepala yang menyebabkan harga murah karena memang dalam hal ini kami dari PHRI dulu sebenarnya ingin mendapatkan bottom line untuk harga-harga. Namun aturan tidak memperbolehkan, karena masalah harga murah apalagi murah gratispun itu adalah kewenangan pihak industri kami tidak boleh ikut campur," terangnya.
Sebagai tindak lanjut, Cok Ace memastikan pihaknya bakal segera berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menangani temuan ini. Jika memang ditemukan ada pelanggaran, bakal langsung ditangani instansi terkait.
"Nanti akan ada hal-hal yang memang ada kewenagannnya di ranah pemerintah kalau ada kewenangan Perda, ada lagi hal-hal kewenganan keimigrasian, nanti secara proporsional ke sana. Sedangkan berapa harga minim itu terus terang pemerintah tidak berwenang mengatur, itu kami serahkan ke asosiasi, kalau kamu mau harga murah, bus-busnya kuno harganya murah silakan," jelasnya. (ams/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol