Wagub Bali Temui Menpar Bahas Polemik Zero Dollar Tour

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wagub Bali Temui Menpar Bahas Polemik Zero Dollar Tour

Robi Setiawan - detikTravel
Rabu, 19 Des 2018 17:50 WIB
Foto: (Bonauli/detikTravel)
Jakarta - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) bersama Founder Markplus Hermawan Kartajaya menemui Menteri Pariwisata Arief Yahya di Gedung Sapta Pesona, Jakarta. Pertemuan digelar dalam upaya menyamakan persepsi dan menyelaraskan pemahaman soal polemik zero dollar tour.

"Kami sudah bertemu Pak Menteri Arief Yahya. Kami sudah jelaskan kondisi yang terjadi di Bali. Beliau sangat memahami dan semua sejalan. Tidak ada yang perlu diperdebatkan," jelas Cok Ace dalam keterangan tertulis, Rabu (19/12/2018).

Pertama, terhadap toko suvenir langganan wisman China yang melanggar peraturan akan ditindak. Sebaliknya, yang tidak menabrak aturan dipersilakan beroperasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami bersama Pak Menpar sama-sama setuju," jelasnya.

Perlakuan yang sama pun dilakukan pada pelaku usaha pariwisata dari semua negara yang memiliki hubungan perdagangan dan diplomasi. Oleh karena itu, menurutnya tidak relevan mempertentangkan soal buka-tutup toko suvenir untuk melayani market China ini.

Selanjutnya yang kedua, Cok Ace mengatakan bersama Arief, ia tidak ingin suasana bisnis pariwisata di Bali terganggu karena gaduh. Seolah-olah terjadi pertentangan dahsyat antara pemerintah pusat dan Provinsi Bali. Seakan tidak kompak, tidak sejalan, dan bahkan saling melempar kesalahan.

"Kami juga sepakat untuk menjaga iklim usaha pariwisata di Bali tetap terjaga kondusif," paparnya.


Cok Ace juga setuju bahwa pariwisata adalah industri yang sangat akrab dengan suasana keramahtamahan atau hospitality, pariwisata adalah pelayanan atau services kepada manusia. Oleh karena itu, cara menangani customers-nya pun harus menggunakan cara yang baik, santun, dan menjaga adat istiadat ketimuran.

"Saya bertemu Pak Menpar Arief Yahya atas tugas dari Pak Gubernur Wayan Koster. Jadi, saya sudah sampaikan semuanya terkait kondisi di Bali kepada Menpar Arief Yahya. Beliau juga paham dan sangat mengerti," katanya.

Kemudian yang ketiga, lanjut Cok Ace, pihaknya akan berhati-hati dan menjaga kondusivitas industri pariwisata Bali sebagai destinasi terbaik dunia. Menurut Cok Ace, Arief meminta agar Pemprov Bali lebih teduh ketika memberikan keterangan di media agar tidak menciptakan kesan gaduh dan polemik berkepanjangan. Sebab, itu juga akan merugikan image pariwisata Bali sendiri.

"Pak Menteri pada intinya sepakat. Namun hanya mengingatkan tidak perlu membangun polemik yang terlalu keras, apalagi di era digital yang bisa berpotensi viral termasuk di China. Kondisi Bali harus dijaga agar tetap adem demi pariwisata," sebutnya.



Dirinya juga menjelaskan bahwa Arief sangat khawatir dengan situasi Bali belakangan ini. Kalau soal legalitas, sudah sama persepsinya.

"Tapi kalau polemik itu dipicu oleh persaingan usaha, persaingan bisnis maka sebaiknya kita harus bersatu. Karena pasti ada yang tidak happy jika pariwisata Indonesia maju. Suasana polemik itu bisa dimanfaatkan oleh pihak lain, destinasi negara lain yang berusaha mengambil keuntungan," katanya.

Hal tersebut jadi perhatian karena Arief terus memantau angka kunjungan wisman China ke Bali. Pada Oktober 2018, masih di kisaran 200 ribu sebulan, memasuki November 2018, jatuh 50 persen, tinggal 100 ribu.

Sementara, bencana gempa sudah lewat dan saat bertemu para pelaku bisnis pariwisata di Beijing Minggu lalu, polemik itulah yang selalu ditanyakan media di China. (mul/mpr)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Bali Dijual Terlalu Murah
Bali Dijual Terlalu Murah
20 Konten
Paket pariwisata Bali dijual terlalu murah untuk turis China. Praktik ini dikritik karena merugikan Indonesia. Lantas apa solusinya?
Artikel Selanjutnya
Hide Ads