"Kalau mau mengembangkan klasterisasi destinasi ekowisata Jawa Timur - Bali, kuncinya ya harus sinergi. Semua berkolaborasi, bukan berkompetisi," ujar Asdep Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Alexander Reyaan, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Bali memiliki Taman Nasional Bali Barat dengan ekosistem hutan mangrove, evergreen, savana, coral reef, padang lamun, serta pantai berpasir. Lalu di Bali Barat ada P'lataran L'harmonie yang masuk Top 100 Top Destinasi Hijau Dunia.
"Ini kekuatan besar. Kalau digabungkan akan menghasilkan impresi yang sangat tinggi dan powerful," kata Alexander.
Sementara itu, Kepala Balai Besar KSDA Jatim Nandang Prihadi mengatakan pihaknya siap mendukung kebutuhan sinergi ekowisata Jawa Timur - Bali.
"Seluruh hutan di Indonesia intinya bisa digunakan untuk keperluan pariwisata, yang penting tidak merubah bentang alam, tidak mengubah fungsi dan manfaatkan 10 persen lahan. Kami pasti support. Apalagi memberikan dampak ekonomi yang besar untuk masyarakat," katanya.
Sementara Bupati Banyuwangi Azwar juga memiliki ide unik untuk mengembangkan ekowisata Jawa Timu - Bali. Ia akan mendorong wilayah Bali Barat dan sekitar Banyuwangi untuk berkolaborasi membuat acara bersama dengan tujuan frame single destination.
"Kekuatan antarwilayah itu bisa menjadi competitives advantage. Kita bisa bikin Festival Selat Bali, libatkan pokdarwis dua kabupaten, bikin fashion show di atas kapal, bikin paket snorkeling di Bali Barat, ending-nya lihat Blue Fire di Banyuwangi. Bisa juga sebaliknya. Ini sudah kami anggarkan, tinggal menunggu respons Bupati Jembrana," jelasnya.
Anas juga mengatakan bahwa tak perlu khawatir akan aksesnya. Kini Banyuwangi telah disambangi 1.600 orang per hari. Hal ini disebabkan bandaranya sangat representatif dan memiliki akses masuk yang sangat bagus. Bahkan Bandara Banyuwangi akan berubah menjadi bandara internasional.
"Bali Barat kan jauh dari Denpasar, sekitar lima jam jalan darat, tapi tetangga di seberangnya punya akses udara, punya Bandara Banyuwangi. Bali Barat tinggal melengkapi akses laut via kapal cepat supaya wisatawan yang masuk Banyuwangi, bisa menginap di Bali Barat. Jadi sama-sama diuntungkan," jelasnya.
Pada kesempatan yang berbeda, Menteri Pariwisata Arief Yahya sependapat dengan Anas. Dikatakannya, pariwisata itu borderless atau tidak mengenal batas-batas teritorial dan merupakan hubungan antar manusia.
"Itu sudah betul. Saya selalu bilang ketika CEO-nya committed, everything goes easier, faster, and better. Jangan lupa, 50 persen sukses pariwisata daerah itu berasal dari CEO Commitment. Keseriusan, keberpihakan, dan kejelasan pimpinan daerahnya dalam mengurus pariwisata. Dengan komitmen dan dukungan CEO serta seluruh stakeholder, tidak mustahil target 20 juta wisman pada 2019 akan tercapai," tegasnya.
Pada acara ini turut hadir antara lain Asdep Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kemenpar Alexander Reyaan, Asdep Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata Kemenapr Indra Ni Tua, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Kadispar Banyuwangi MY Bramuda, Kepala Balai Besar KSDA Jatim Nandang Prihadi Asisten II Bupati Jembrana I Gusti Putu Mertadana, Ketua East Java Ecotourism Forum Agus Wiyono, serta Ketua Tim PP Geopark Kemenpar Yunus Kusumahbrata. (mul/ega)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia