Musik jazz dan World Music Festival bertajuk suara untuk kemanusiaan "Sound of Humanity" akan digelar di Lapangan Sangkareang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Waktunya pada tanggal 8-9 Desember 2018.
"Acara ini kami hajatkan untuk semua pihak serta masyarakat yang terlibat selama penanggulangan gempa," kata Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana, Selasa (4/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebulan setelah gempa warga Kota Mataram masih tidur di tenda pengungsian. "Teman-teman sudah tahu dan merasakan sendiri bagaimana kondisi saat itu," imbuh Mohan.
Selain itu, Pemerintah Kota Mataram juga meluncurkan tagline "Mataram MoveOn". Tujuannya, agar masyarakat yang masih trauma bisa kembali beraktivitas seperti biasa, kantor kembali normal, sekolah kembali aktif, dan perekonomian kembali pulih.
Bahkan dirinya berjanji akan terjun langsung ke lapangan untuk mengkampanyekan "Mataram MoveOn" tersebut. Untuk kegiatan Mataram Jazz & World Music Festival 2018 ini, kelanjutan dari berbagai program untuk pemulihan pascagempa.
Festival ini juga menjadi ajang reuni bagi para relawan, pegiat kemanusiaan, dan semua pihak yang terlibat sejak awal gempa hingga pemulihan pascagempa. "Kita silaturahmi, ngobrol santai sambil menikmati hidangan musik jazz," sambung Mohan.
"Relawan, TNI, Polri, BNPB, BPBD, lembaga kemanusiaan, dan semua yang terlibat sejak awal gempa rasanya perlu kita kumpul bersama dalam suasana santai. Nah event inilah yang menjadi ajang kita kumpul bersama," jelasnya.
Melalui kesempatan ini, ia juga mengundang seluruh relawan, lembaga kemanusiaan, aparat pemerintah yang sejak awal membantu korban gempa agar bisa hadir. Termasuk, para pecinta jazz dan seluruh warga Kota Mataram dan sekitarnya untuk datang menonton.
Selain bisa menyaksikan penampilan para musisi jazz, penonton juga bisa melihat stand-stand bazar di sekitar lokasi. Kegiatan Mataram Jazz dan World Music Festival 2018, kolaborasi musisi jazz nasional dan lokal akan menghibur warga Kota Mataram, dan para pecinta musik jazz pada khususnya.
Pemilihan Lapangan Sangkareang ini agar memudahkan seluruh masyarakat dan wisatawan hadir menyaksikan event yang dihajatkan sebagai bagian kampanye "MoveOn". Ketua Panitia Mataram Jazz & World Music Festival 2018, Imam Sofian menambahkan kegiatan ini dirancang oleh para seniman yang sekaligus relawan. Pada saat gempa terjadi, para seniman ini terlibat menjadi relawan.
Mereka menyalurkan bantuan logistik, membangun rumah hunian sementara, memberikan trauma healing, dan kegiatan kemanusiaan lainnya. Hingga hari ini pun kegiatan mereka membantu para korban masih tetap dijalankan.
"Refleksi pengalaman menjadi relawan itu memotivasi kami untuk menggelar event ini. Komitmen awal kami setiap menghelat acara selalu memberi panggung bagi musisi Nusa Tenggara Barat," kata Imam.
Inilah musisi yang hadir, yakni Tohpati Ethnomission (Jakarta), Jason Ranti (Jakarta), Dua Drum (Jakarta ), Astrid Sulaiman Quartet (Ubud), Jazz Muda Indonesia feat Agis Kania (Jakarta), Ary Juliant (Mataram), Sura Dipa (Mataram), Cerita Fatmawati (Jakarta), Jazz Double Quartet/Jadeq (Mataram), Sambava (Sumbawa), Neo Decker (Mataram), Pesawat Kertas (Mataram), One & Flower (Mataram), Don't Tell Mom (Mataram) dan Pelita Harapan Jazz Project feat JKR (Mataram). (rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!