Salah satu pemillik lahan di pantai Anyer, Haji Rohani enggan ada upaya penggratisan pantai Anyer atau menyediakan pantai bebas untuk publik. Padahal, ia mengaku bisa untung Rp 800 juta pertahun dari hasil pengelolaan pantai secara pribadi.
"Terus kami penghasilannya dari mana? Kalau Bali kan jalan kirinya pantai. Kecuali pemerintah membikinkan seperti Bali," kata Rohani saat berbincang dengan detikTravel, Serang, Banten, Selasa (4/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setahun kalau kemarin-kemarin Rp 800 juta dapat. Itu masih kotor. Paling bersihnya bagi sama yang lain, kadang kebutuhan seragam ngutang dulu, boat kita ngutang dulu," katanya.
BACA JUGA: Wisata di Anyer Serba Mahal, Ini Kata Pemilik Pantai
Ia memaparkan, kawasan wisata miliknya dilengkapi dengan sertifikat kepemilikan tanah. Ia juga mengaku setuju bahwa pantai dan laut adalah milik publik. Tapi, akses menuju pantai tersebut adalah tanah miliknya makanya ia kelola sebagai tempat wisata.
"Kami bebas pantai mah. Tapi masuknya punya saya. Nggak akan sama (Anyer) dengan Bali. Kecuali pemerintah beli, sebelah kananya baru untuk pribadi, untuk usaha," ujarnya.
Rohani mengatakan, maraknya bangunan dan hotel di persis di pinggir sempadan Pantai Anyer terjadi sejak tahun 70-80an. Di periode tersebut, banyak investor yang membeli banyak lahan untuk dijadikan tempat wisata. Bahkan, ia mengaku sebagai salah satu penjual tanah seluas 13 hektar untuk perhotelan.
"Saya jual 13 hektar jaman Rp 5 ribu permeter," ungkapnya. (rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?