Awal bulan Agustus lalu sejumlah artis, aktivis pecinta lingkungan hingga masyarakat lokal ramai menyerukan #savekomodo sebagai reaksi atas rencana pembangunan di Pulau Rinca yang masuk area TN Komodo.
Demonstrasi pun bergulir, dan berujung dengan paraf penghentian pembangunan sementara dari pihak Kepala TN Komodo. Di satu sisi, PT Segara Komodo Lestari sebagai pembangun pun diketahui telah memiliki izin baik dari pihak Balai TN Komodo dan Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PJLHK) di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selaku pengelola TN Komodo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang, untuk sementara kan dihentikan. Kalau pendapat kita, Biarkan daerah itu daerah konservasi. Kalau pun membangun saya kira fasilitas, MCK, restoran saya kira itu paling, tapi untuk akomodasi apalagi hotel-hotel besar jangan deh di dalam itu," ujar Marius.
Kadispar NTT, Marius Ardu Jelamu (Shinta/detikTravel) |
Seperti diketahui, rencana pembangunan resort dan hotel yang dilakukan di Pulau Rinca ramai ditentang karena berlokasi di zona inti yang jadi habitat Komodo. Dijelaskan Marius, pembangunan bukan tidak boleh. Namun, sekiranya harus mengikuti persyaratan ramah lingkungan.
"Mungkin dalam bentuk homestay dengan bahan lokal oke, tapi homestay yang tidak mengganggu konservasi alam dan yang ramah lingkungan. Kalau bisa hindari bangunan-bangunan besar. Nanti ciri khas lokal atau ecotourismnya akan hilang sendiri," ujar Marius.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan kalau pembangunan hotel besar disarankan di daerah Labuan Bajo saja yang memang di desain demikian.
"Biarkan hotel-hotel dibangun di Labuan Bajo. Jangan di pulau-pulau itu, Pulau Rinca yang ada Komodonya," tutup Marius.
Tonton juga 'Dunia Bawah Laut Pulau Komodo yang Memprihatinkan':
(wsw/fay)












































Kadispar NTT, Marius Ardu Jelamu (Shinta/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Bonnie Blue, si Artis Porno Penuh Sensasi Itu Akhirnya Diusir dari Bali
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya
Fadli Zon Jumpa PB XIV Mangkubumi di Jakarta, Bahas Kepemimpinan Keraton Solo