Dihubungi detikTravel, Jumat (14/12/2018) ayah Matthew, Joel Tandionugroho menceritakan beragam petualangan yang dilalui oleh Matthew saat mendaki gunung. Adapun gunung yang paling sulit dia daki adalah Gunung Cartenz di Papua.
"Kalau bicara gunung yang paling berkesan dan sulit, jawabannya adalah Gunung Cartenz di Papua. Tentu saja, gunung ini sangat berbeda dengan gunung lainnya, bahkan Gunung Cartenz termasuk yang tersulit didaki di dunia kan? Matthew juga kewalahan menghadapi trek nya. Kesan lainnya adalah saya sampai menjual mobil untuk melengkapi biaya ke Papua, karena untuk ke sini biayanya tidaklah murah," ujar Joel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita orang tua tahu kan ya, bagaimana anak kita saat senang. Nah saya perhatikan dia sangat enjoy dan gembira saat mendaki ke Gunung Bukitraya Kalimantan. Gunungnya tidak terlalu tinggi, namun rutenya panjang dan kita melewati hulu sungai yang airnya jernih. Ditambah lagi, guide yang menemani masih muda gitu, jadi bisa senang-senang main air di sana," lanjutnya.
![]() |
Joel juga menceritakan pengalaman yang tidak terlupakan, saat dia bersama Matthew mendaki Gunung Rinjani.
"Saat ke Rinjani kita mendaki lengkap alias semua keluarga ikut. Namun Ibu dan adiknkya hanya sampai ke Ranu Kumbolo dan kemping di sana. Saya dan Matthew bersama guide lanjut naik ke puncak. Saat itu Matthew mengeluhkan kaki kanannya sakit. Saya pikir itu cuma terkilir atau masalah pada otot kakinya,"
"Sesampai di puncak sakit kakinya menjadi, bahkan wajah Matthew memerah menahan perih. Saya pun khawatir dan masih berfikir itu cuma masalah otot. Sesampai di rumah kita langsung ke dokter untuk memerika, ternyata kakinya sakit karena infeksi dan itu smeakin besar. Akhirnya kaki Matthew di operasi," tambahnya.
BACA JUGA: Rahasia Bocah 11 Tahun Mendaki 7 Puncak Tertinggi Indonesia
Cerita tidak sampai di sana saja, Joel melanjutkan bahwa 3 bulan kemudian kakinya Matthew sakit lagi. Kali ini menyerang ke tulang yang berada di bawah mata kakinya dan mengakibatkan tulangnya pecah. Daa pun harus dioperasi lagi untuk mengangkat pecahan tulang tersebut.
"Setelah 3 bulan operasi awal, kakinya di serang bakteri MRSA, semacam bakteri bisul yang kebal akan antibiotik. Jadi minum obat apapun bakteri ini tidak akan mempan. Akhirnya dokter memberikan resep paling dewa yang harus dia minum rutin selama satu hulan. Akibat sakitnya ini dia sampai mengalami rontok rambut seperti orang habis kemo," cerita Joel.
![]() |
Karena sakit inilah Matthew menunda dan istirahat total setelah turun dari Gunung Rinjani. Saat itu gunung yang akan dia daki adalah Gunung Cartenz.
"Rencananya di awal 2017 kita akan melanjutkan mendaki Gunung Cartenz. Namun karena kakinya masih mengeluarkan nanah, kita menunda keberangkatan. Barulah di bulan Maret kita berangkat ke Papua menuju Gunung Cartenz," tambahnya.
Saat ditanya, kemanakah tujuan Matthew selanjutnya, Joel hanya menjawab semunya terserah Mathhew. Sebagai orang tua dia akan selalu mendukung hobi Matthew.
"Saya serahkan ke Mathhew dia mau kemana. Kemungkinan saya tidak akan menemaninya lagi, karena saya juga bekerja. Jika dia ingin mendaki, saya suruh dia cari teman dan tim. Sebagai orang tua saya akan selalu mendukung hobinya," tutup Joel. (sym/aff)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol