Sejarah Halim Perdanakusuma Jadi Bandara Komersial di Jakarta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sejarah Halim Perdanakusuma Jadi Bandara Komersial di Jakarta

Akfa Nasrulhak - detikTravel
Senin, 11 Feb 2019 13:20 WIB
Foto: Shutterstock
Jakarta - Halim Perdanakusuma merupakan salah satu bandara di Jakarta yang banyak digunakan untuk penerbangan domestik. Bandara yang awalnya bernama Bandara Tjililitan ini juga memiliki sejarah panjang dan kisah-kisah yang tidak banyak diketahui orang-orang.

Dirangkum detikTravel dari berbagai sumber, pada masa perang kemerdekaan penerbang bernama Halim Perdanakusuma dan Opsir Iswahyudi mendapat tugas untuk membawa pesawat tempur yang baru dibeli di Muangthai (Thailand). Untuk mempelajari pesawat tempur yang sebelumnya merupakan pesawat angkutan itu, Halim hanya membutuhkan waktu selama kurang lebih 5 hari. Tapi dalam buku sejarah yang dikeluarkan Mabes TNI AU itu, tidak disebutkan negara mana yang membuat pesawat tersebut.

Dari Thailand pesawat menuju ke Indonesia. Namun malang, pesawat itu tak kunjung sampai. Diperkirakan, pesawat itu terjatuh di kawasan pantai selat Malaka. Tak lama kemudian, nelayan menemukan sosok mayat yang terdampar di kawasan pantai. Dan saat itu kondisi jenazah sangat sulit diidentifikasi. Namun akhirnya jenazah itu diduga merupakan jenazah Halim Perdanakusuma. Sedangkan jenazah Iswahyudi hingga kini belum ditemukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sebagai tanda penghargaan, keduanya dijadikan pahlawan nasional Indonesia dan nama Halim Perdanakusuma diabadikan sebagai Bandara Pangkalan TNI AU di Jakarta Timur sedangkan Iswahyudi diabadikan sebagai Pangkalan TNI AU di Madiun.

Saat ini, bandara halim lebih banyak digunakan untuk kegiatan militer dan tamu VIP yang menjadi bagian sejarah seperti kunjungan beberapa presiden atau raja di dunia. Adapun mulai tahun 2014 Bandara Halim Perdanakusuma digunakan juga untuk penerbangan komersial terbatas karena untuk menampung dan membantu Bandara Soekarno-Hatta yang sudah penuh sesak.

Kini, salah satu perusahaan ride hailing, Grab, juga mengambil bagian sebagai penghubung menuju dan dari Bandara Halim Perdanakusuma untuk para pengunjung. Selama 2018, Grab setidaknya ada lebih dari 500 ribu perjalanan menuju bandara halim perdana kusuma, dan sekitar 200 ribu perjalanan dari bandara tersebut.

Marketing Director Grab Indonesia, Mediko Azwar mengatakan salah satu hal terpenting dalam kenyamanan turis berwisata adalah kemudahan akses terhadap transportasi yang dapat diandalkan.


"Pencapaian pada tahun 2018 ini memacu Grab sebagai O2O mobile platform terkemuka di Indonesia, untuk meningkatkan pengalaman pelanggan kami dalam memajukan industri pariwisata di Indonesia pada 2019," ujar Mediko.

Sebagai mitra resmi pemerintah, Grab juga menjalankan kampanye #JelajahIndonesiaLebihDekat yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dalam mendatangkan lebih banyak wisatawan ke Indonesia. (prf/fay)

Hide Ads