Okupansi hotel di kawasan Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo menurun drastis saat pelaksanaan Nyepi tahun ini. Ditutupnya tempat wisata di Probolinggo seperti objek wisata Gunung Bromo dan perkampungan Hindu Suku Tengger disebut menjadi penyebab menurunnya kunjungan wisatawan.
Salah satunya seperti di Hotel Yoschi, Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura. Kondisi hotel setempat, nampak lengang dari aktivitas wisatawan. Resepsionis hotel, Widodo mengatakan dari sekitar 80 kamar di hotel setempat, hanya 7 kamar dihuni pengunjung yang merupakan wisatawan asing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak ada masalah meski menurun Pak, Nyepi kan hanya berlaku 24 jam. Weekend nanti, pengunjung pasti naik lagi," jelasnya, Kamis (7/3/2019).
Selama Nyepi, wisatawan asing sendiri hanya beraktivitas di dalam hotel tempat menginapnya, setelah ada imbuan agar turis tidak beraktivitas di luar.
Seperti yang dilakukan Pertip, turis asing asal Pakistan. Ia mengatakan, lebih memilih berada di dalam hotel untuk menghormati umat Hindu Tengger, yang tengah melaksanakan Nyepi.
Bhertip kagum dengan sikap toleransi antar umat beragama Indonesia yang ada di Sukapura, khususnya perkampungan Suku Tengger. Antara warga Muslim dan Hindu, bisa harmonis tanpa ada selisih apapun.
Pertip pun mengaku baru tahu, jika Nyepi tidak boleh ada api, tidak boleh bekerja atau beraktivitas. Tidak boleh bepergian dan tidak boleh bersuara, serta puasa 24 jam.
"Saya kagum dengan kondisi masyarakat di Tengger, karena mereka bisa hidup harmonis antara Muslim dan Hindu ketika Nyepi," jelas Bhertip.
Sebagai informasi, pelaksanaan Hari Raya Nyepi akan berlangsung selama 24 jam, sejak Kamis pagi 05.00 WIB hingga Jumat pukul 05.00 WIB.
(sym/fay)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol