Minggu pagi ini (24/3/2019) akan jadi hari peluncuran Trans Snow World Juanda di Margahayu, Bekasi. Rencananya, peresmian akan dilakukan langsung oleh Founder & Chairman of CT Corp Chairul Tanjung dan jajarannya.
Namun, sejumlah tamu undangan yang terpilih seperti nasabah bank Mega dan lainnya sudah bisa menikmati Trans Snow World Juanda pagi ini. Sebelum gunting pita, detikcom pun sempat bertanya pada beberapa pengunjung beruntung tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Patung sapi khas Swiss (Johanes Randy/detikcom) |
Datang bersama beberapa rekannya dari Jakarta, Neneng mengaku dapat privilege tersebut sebagai nasabah Mega First. Ia pun datang bersama tiga sahabatnya dari Jakarta. Selain Neneng, ada juga pengunjung beruntung lain bernama Merry Harun.
"Pasti sih senang banget. Pertama kita ucapin selamat duku ke Trans, bisa bikin salju di tropical country. Nyaman juga. Sebelum ke lantai 3, kita lihat makanan lainnya lengkap. Saya sendiri belum masuk. So far bagus," ujar Merry dari Jakarta.
Ramainya para calon pengunjung (Johanes Randy/detikcom) |
"Luar biasa ya. Dia belum pernah sama sekali. Saya juga belum pernah ajak dia ke salju. Ini kesempatan yang sangat bagus untuk edukasi anak. Jadi dia bisa merasakan langsung apa yg dia lihat di TV," pungkas Mahendra.
Traveler yang ingin bermain salju di Trans Snow World Juanda dapat menikmati wahana tersebut mulai Senin pekan depan (25/3). Jam bukanya dari pukul 09.00-23.00 WIB.
Ada spot foto juga (Johanes Randy/detikcom) |
Nggak perlu ke luar negeri untuk merasakan salju, cukup ke Bekasi dan pilih jam bermainmu di www.transsnowworld.com.
Tonton video 'Intip Keseruan Pengunjung Main Wahana Salju di Trans Snow World':
(fay/fay)












































Patung sapi khas Swiss (Johanes Randy/detikcom)
Ramainya para calon pengunjung (Johanes Randy/detikcom)
Ada spot foto juga (Johanes Randy/detikcom)
Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Warga Baduy Dalam Ditolak RS karena KTP, Potret Buruk Layanan Kesehatan Masyarakat Adat