Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut Nomadic Tourism sebagai solusi jangka pendek. Namun, implementasinya bisa berjalan selamanya.
"Nomadic Tourism itu adalah solusi sementara untuk selamanya. Kalau kita membangun 10 Bali Baru menunggu yang fix-fix itu, hotel dan sebagainya itu lebih dari 10 tahun. Kayak Nusa Dua itu lebih dari 25 tahun," kata Arief di sela-sela diskusi di Jakarta, Senin (15/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi saya bilang, waktu menjabat saya ini hanya lima tahun, kalau menunggu hotel yang kamu bangun saya selesai jadi menteri kamu tidak dapat apapun. Akhirnya kita buat Nomadic Tourism. Temporary solution, seperti kartu prepaid itu, dulu temporary solution, karena beli fix mahal. Sama sekarang,' jelas dia.
Baca juga: Gencarkan Nomadic Tourism, Menpar Resmikan The Kaldera Danau Toba
Cara instan dari mantan CEO PT Telkom Indonesia ini dianggap mudah, murah juga mengakomodir bagi milenial. Dan kini sudah ada beberapa lokasi yang dibangun fasilitas Nomadic Tourism.
"Sekarang sudah terjadi, saya sudah meresmikan di Borobudur, berupa apa, kemah. Di Danau Toba, relatively mudah, karena per meter persegi kurang dari atau sekitar Rp 1 juta," ujar Arief.
"Jadi kalau memang 4X6, 24 meter persegi harganya sekitar Rp 25 juta dan bagusnya ini anak-anak muda milenial boleh punya kesempatan berbisnis di Nomadic Tourism," pungkas dia menuturkan.
Salah satu contoh fasilitas Nomadic Tourism yang baru diresmikan oleh Arief adalah The Kaldera. Sebuah glamping atau glamour camping yang memiliki pemandangan eksotis Danau Toba. (msl/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!