"Karimun akan terus memanjakan wisatawan. Kita akan berusaha menjadi destinasi terbaik, kami punya banyak event. Penyelenggaraan Festival Barongsai sudah selesai dan sukses. Namun kami sudah siapkan event lanjutan. Jadi wisatawan tetap mendapat banyak experience terbaik. Tetap berkunjung ke Karimun dan nikmati eksotisnya," ujar Zamri dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/5/2019).
Lomba Lampu Colok 2019 digelar untuk memeriahkan suasana Ramadhan di wilayah Karimun. Atraksi wisata ini sangat kental dengan nuansa tradisional karena masih memakai lampu sumbu dengan bahan bakar minyak tanah.
"Karimun menjadi destinasi luar biasa. Keberagaman budayanya tinggi dan semua saling menguatkan. Lomba Lampu Colok 2019 tentu menjadi experience terbaik. Secara konten, lampu colok ini sangat artistik apalagi Karimun mempertahankan tradisi dengan penggunaan lampu minyak," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Rizki Handayani.
Sebagai informasi, lampu colok biasanya membentuk objek yang berbau Islami, misalnya masjid atau gapura dengan ornamen Islam. Setiap sisi rangka ditempatkan lampu colok atau lampu minyak, lalu disusun sedemikian rupa untuk menegaskan karakter objek yang dimaksud.
"Menggunakan lampu minyak tentu tidak mudah. Di sini membutuhkan kecermatan tinggi karena tingkat kerumitannya. Hal inilah yang menjadi daya tarik utama Lomba Lampu Colok 2019 di Karimun. Untuk itu, pastikan Karimun tetap menjadi destinasi utama Ramadhan," jelas Rizki.
Penyelenggaraan Lomba Lampu Colok 2019 berlangsung meriah karena atraksi ini digelar di Karimun dan Kundur dengan melibatkan 7 kecamatan. Adapun kecamatan yang ikut adalah 4 kecamatan Kundur dan 3 kecamatan Karimun. Proses penilaiannya dimulai 27 Ramadhan selama 3 hari penuh.
Sementara itu, Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati mengatakan tahun ini Lomba Lampu Colok digelar lebih meriah.
"Lomba Lampu Colok 2019 diikuti lebih banyak peserta, apalagi kini Kundur dilibatkan. Kemeriahannya pasti lebih terasa. Suasana Ramadhan di Karimun selalu meriah dengan beragam event. Karimun tetap menjadi destinasi menarik. Apalagi, lomba digelar dengan konsep unik," ucap Dessy.
Beberapa regulasi perlombaan diterapkan. Pertama, Lomba Lampu Colok 2019 harus dibangun gapura dengan arsitektur Islami indah. Kedua, tinggi pintu gapura minimal empat meter. Ketiga, posisinya tidak menutup drainase dan badan jalan. Keempatm penempatannya jauh dari instalasi listrik umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Regulasi perlombaan intinya tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Agenda ini tentu akan semakin menghidupkan pariwisata Karimun. Kami optimistis event unik seperti itu juga akan mendatangkan banyak wisatawan," ujar Kabid Pengembangan Pemasaran Area II Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar, Trindiana M Tikupasang.
Lomba Lampu Colok 2019 menawarkan hadiah menarik bagi para pesertanya. Total hadiahnya mencapai sekitar Rp 37 juta dengan rincian juara pertama mendapatkan hadiah Rp 10 juta, juara 2 Rp 8 juta, dan juara 3 Rp 6 juta. Bahkan juara 4 juga akan mendapatkan hadiah senilai Rp 4 juta, juara 5 Rp 3 juta, juara 6 Rp 2 juta, dan juara 7 hingga 10 masing-masing mendapatkan hadiah Rp 1 juta.
"Lomba Lampu Colok 2019 Karimun merupakan atraksi luar biasa. Kontennya sangat unik dan menarik. Event ini menjadi salah satu daya tarik wisata halal di Karimun. Apalagi, Karimun memiliki aksesibilitas dan amenitas yang luar biasa," kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
Simak Juga 'Meriah! Wisata Religi Arakan Sahur di Jambi':
(prf/ega)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol