Dalam focus group discussion (FGD) di Swiss Belhotel Danum, Palangkaraya, Jumat (10/5/) lalu, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Ni Wayan Giri Adyani mengatakan perlunya kajian untuk membuat kebijakan baru terkait pariwisata di Taman Nasional (TN), khususnya Tanjung Puting.
Faktanya, perlu pola perjalanan dan sumber informasi terkait atraksi-atraksi destinasi wisata kepada khalayak. Tanjung Puting sendiri memerlukan kebijakan terkait jumlah kunjungan sehingga popularitas Taman Nasional terus meningkat dan tidak mengurangi pendapatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan pembangunan pariwisata memang perlu peran semua pihak. Pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi dan bersama-sama menyiapkan serta mendukung secara optimal wisata alam tersebut.
Giri menegaskan Balai Besar Taman Nasional (BBTN) Betung Kerihun dan Danau Sentarum harus mampu menjalankan perannya sebagai perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan. Beberapa poin yang perlu diperhatikan adalah rencana pengelolaan, penataan blok/zonasi, master plan, desain tapak, site plan, dan detail engineering design.
"Pengembangan produk ekowisata berbasis sungai di Kalimantan Tengah memang tidak hanya terfokus pada sungainya saja, tetapi juga ada wilayah penunjang yang harus dikelola. Salah satunya kawasan BBTN Betung Kerihun dan Danau Sentarum," katanya.
Ia juga mengatakan sektor pariwisata dapat menjadi sektor unggulan yang dapat memberikan pemasukan negara. Perkembangannya pun semakin maju dari tahun ke tahun.
Sementara itu pada kesempatan yang berbeda, Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap FGD kali ini dapat lebih memperkenalkan konsep produk ekowisata berbasis sungai kepada stakeholder ekowisata.
Selain itu, para pemangku kawasan harus lebih serius untuk bersinergi dalam pengembangan ekowisata yang memiliki konsep saling terkait dan menguatkan. Sehingga konsep tersebut dapat memajukan pariwisata nasional dan berkontribusi nyata terhadap devisa negara.
"Tujuan FGD sendiri adalah untuk memperkenalkan serta mengangkat pengembangan produk ekowisata berbasis sungai di Kalimantan Tengah dan sekitarnya. Lalu brainstorming guna penyelarasan pengembangan produk ekowisata berbasis sungai dengan stakeholders terkait. Kita sangat dukung pengembangan produk ekowisata sungai tersebut," katanya.
FGD tersebut turut dihadiri oleh Staff Ahli Gubernur Kalteng Yuel Tanggara, Asdep Bidang Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kemenpar Alexander Reyaan, Kepala Balai Besar Taman Nasional (BBTN) Betung Kerihun dan Danau Sentarum Arief Mahmud, serta Kabid Sosial, Budaya dan Pemerintahan Bappedalitbang Kalteng Tukas. (prf/ega)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol