Sudah seperti jadi rahasia umum, bahwa turis nakal ada juga di Indonesia. Terutama di daerah sekitar Kuta, Bali. Drummer Superman is Dead, Jerins (JRX) pernah menyoroti soal masalah ini dan mewacanakan filterisasi turis.
Tedjo Iskandar, pelaku industri sekaligus pengamat yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia pariwisata, menyebut turis China dan Australia selama ini dikenal sebagai biang masalah. Jumlah mereka yang banyak membuat kelakuan mereka terkadang tidak terkendali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Untuk turis China, biasanya tipikal yang dikeluhkan adalah berisik, tidak bisa diatur dan patuh terhadap aturan. Sementara turis Australia disebut banyak yang berbuat onar akibat pengaruh alkohol.
Sudah ada banyak kejadian tidak terpuji yang melibatkan turis dari negara-negara ini. Kepala Dinas Pariwisata Badung, Made Badra bahkan pernah menyebut ada wisatawan yang tertangkap pernah ngutil barang dagangan.
"Kadang kasus per kasus ada perlakuan wismannya pernah mengkonsumsi obat-obatan mungkin dia habis uangnya, kurang kita sukai, kadang ada juga yang ngutil, ada yang malak," kata Badra (19/3) lalu.
Menurut Tedjo, masalah turis nakal ini memang seperti buah simalakama. Di satu sisi dunia pariwisata butuh turis. Sementara di sisi lain, beberapa dari turis ini berkelakuan buruk dan di luar batas.
"Seperti buah simalakama. Terlalu dikekang turis nggak nyaman juga. Tapi kalau kurang ajar not nice juga. Butuh Law Enforcement yang merata," tutup Tedjo. (wsw/aff)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan