Saat ini, maskapai LCC itu sudah terbang ke Kuala Lumpur, Penang, Dili dan terbaru ke Phnom Penh. VP Corporate Strategy of Citilink, Heriyanto menyebut adanya pengusaha dari Indonesia yang masuk ke sana.
"Di Kamboja ini investor dari Indonesia semakin banyak. Pada nggak keluar sih. Kalau keluar, lagi dibangun business park kayak SCBD itu dari pengusaha Indonesia dan asingnya makin banyak," kata Heriyanto di Kamboja, Sabtu (22/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi orang Kamboja dan kita mirip-mirip gitu. Kita punya salah satu candi Buddha terbesar di kawasan walau mayoritas Muslim. Kan di sini hampir seratus persen Buddha. Jadi kita punya daya tarik dan pasar," ujar dia.
![]() |
"Kamboja beda lagi tantangannya dibanding rute Dili, Penang dan Kuala Lumpur yang sudah stabil. Kita harus mengenalkan destinasi di Kamboja. Bahwa ini bernilai untuk dikunjungi untuk liburan," jelas Heriyanto.
Heriyanto menirukan ujaran Dubes Kamboja, memintanya untuk bikin kursi premium ekonomi? hal itu dikarenakan kelas menengah di sana semakin banyak.
"Kalau kursi kita biasanya ada 3-3, tengah itu kosongin mereka lebih nyaman begitu dan bersedia bayar kok. Tapi masih kita analisa," jelas dia.
![]() |
Rute baru di jalur gemuk Internasional bikin geregetan
Heriyanto menampik Rute baru ada hubungan dengan tiket dalam negeri yang mahal. Penerbangan internasional yang baru diluncurkan untuk memperkuat nama Citilink di kancah internasional.
"Salah satu alasan kita keluar itu menaikkan kita punya brand. Jadi nggak cuma pemain lokal aja gitu. Jadi pengen terekspose sebagai pemain internasional," jelas dia.
Ia pun menampik bila jalur baru Jakarta-Phnom Penh untuk menutupi mahalnya tiket yang saat ini terjadi di dalam negeri. Kata dia, dulu pesawatnya sudah sering dipesan untuk penerbangan charter.
"Sebenernya ini strategi kita sudah lama lho. Dulu banyak yang charter kalau internasional. Tahun ini kita mulai penambahannya," tegas dia.
BACA JUGA: Ngopi dengan Barista di Ketinggian 35 Ribu Kaki, Apa Rasanya?
|
Ke depan, Heriyanto mengungkapkan bahwa Citilink akan membuka layanannya ke Thailand, Singapura hingga ke Australia. Namun, prosesnya yang sedemikian sulit hingga bikin proses perundingan berjalan alot.
"Kita punya rencana buka ke Thailand, Singapura, Australia dan Vietnam juga. Tapi tahu sendiri nggak gampang, selain harus dapat trayek juga harus dapat slot di airport," urai dia.
"Slot di bandara dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, termasuk flag carrier lokal. Agak sulit untuk mendapatkan slot, saat ini kita sudah mengajukan slot tapi belum dapat," ucap Heriyanto.
Bagaimana cara Citilink bersaing di jalur gemuk seperti Singapura dan Australia? Kata dia, meski sulit pihaknya akan berusaha.
"Kita tidak bisa menghindar dari persaingan. Kalau nanti penerbangan Jakarta-Phnom Penh ini berhasil, pasti maskapai penerbangan lain akan membuka rute ini juga," kata dia.
(msl/aff)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol