Potensi Transaksi Bali & Beyond Travel Fair 2019 Capai Rp 9,06 Triliun

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Potensi Transaksi Bali & Beyond Travel Fair 2019 Capai Rp 9,06 Triliun

Robi Setiawan - detikTravel
Kamis, 27 Jun 2019 18:57 WIB
Foto: Kemenpar
Denpasar - Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) 2019 resmi dibuka di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Jimbaran, Bali. Event ke-6 ini, akan berlangsung hingga 29 Juni, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali. Tak tanggung-tanggung, potensi transaksi yang bisa digali dari BBTF 2019 sekitar Rp 9,06 triliun.

"BBTF menawarkan banyak peluang. Potensinya besar. Ada peningkatan peserta yang signifikan. Kami harap semua industri bisa memanfaatkan momentum ini," ungkap Ketua Panitia BBTF 2019, I Ketut Ardana dalam keterangan tertulis, Kamis (27/6/2019).

BBTF 2019 menampilkan 234 peserta yang terbagi dalam 10 zona. Zona paviliun Wonderful Indonesia 12 peserta, paviliun Asita 36 peserta, paviliun Sulawesi 12 peserta, paviliun Gianyar Regency 16 peserta, paviliun Sulawesi Selatan 7 peserta, Badan Otorita Danau Toba 5 peserta, paviliun 10 Destinasi full, Platinum Area 18 peserta, Silver Area 10 peserta, dan Gold Area 108 peserta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Antusiasme peserta luar biasa. Kami ucapkan selamat datang pada seluruh peserta BBTF di Bali. Bali itu pulau yang indah, sangat toleran, dan penuh cinta. Selain itu, Bali sangat unik dan eksotis. Kami selalu memiliki komitmen untuk memajukan pariwisata Bali dengan beragam infrastruktur," papar Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati.

Para peserta BBTF 2019 berasal dari berbagai latar belakang industri pariwisata. Komposisinya terdiri dari hotel & resort, travel agent, pemerintah, tour attraction, tourist destination, maskapai penerbangan, dan yang lainnya. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun memberikan apresiasi bagi BBTF yang konsisten menggelar event.


"BBTF event yang besar. BBTF bukan hanya mempromosikan Bali, tapi juga pariwisata Indonesia. Event ini selalu memberikan impact positif bagi perekonomian. BBTF juga menawarkan potensi bisnis yang menggiurkan," ungkap Arief.

BBTF 2019 ke-6 menawarkan nilai transaksi hingga Rp 9,06 triliun. Jumlah pembeli sekitar 303 dari 46 negara 5 benua. Komposisi pembeli terbesar yaitu 101 dari zona West/Eastern Europe, Middle East 28 pembeli, Negara ASEAN 67, lalu 27 pembeli datang dari Australia dan New Zealand.

"Profil pasar yang ada di BBTF sangat bagus. Jumlah buyer terus meningkat dari tahun sebelumnya. Sebarannya semakin merata. Beberapa zona pasar memang sangat optimal, khususnya Eropa. Dengan kondisi ini, wajar bila potensi bisnisnya juga naik signifikan dari tahun sebelumnya," katanya.

Ia menjelaskan pada BBTF 2018 nilai transaksi yang dihasilkan sekitar Rp 7,71 triliun dengan jumlah penjualnya ada 244. Adapun untuk pembelinya berjumlah 320 yang berasal dari 41 negara. West/Eastern Europe datang dengan 61 pembeli, negara ASEAN mendatangkan 45 pembeli, lalu India ada 23 pembeli, Australia dan New Zealand diisi 22 dan 72 pembeli.

"BBTF memang event besar. Selalu menjadi daya tarik, apalagi Indonesia memang pasar potensial. Ada banyak destinasi dengan bentang alam dan budaya yang sangat eksotis di sini. Hal ini tentu jadi modal bagus untuk mengoptimalkan pergerakan wisatawan," papar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.

Dengan dukungan BBTF, menurutnya tone pariwisata Indonesia menguat. Saat ini Indonesia dinilai sebagai pasar menjanjikan di kawasan ASEAN. Mengacu World Travel & Tourism Council (WTTC), industri pariwisata di Indonesia tumbuh 7,8% pada 2018, atau tumbuh 2 kali dari rata-rata global 3,9%. Kontribusinya terhadap PDB Indonesia 6% dengan nilai Rp 890,4 miliar.


Ia juga menjelaskan industri pariwisata menjadi penyedia lapangan pekerjaan hingga 10,3%. Mampu menyerap sekitar 23 juta orang. Kontribusinya terhadap PDB pada 2019 diperkirakan mencapai 5,2%.

"Arah pertumbuhan pariwisata Indonesia sangat positif. Ada banyak value ekonomi yang diperoleh. Sebab, perputaran uang di sektor ini sangat cepat," ujarnya.

Wisman sepanjang 2018 telah melakukan spending dengan nilai total sekitar Rp 221 triliun atau USD 15,5 miliar. Adapun kontribusi 15% diberikan oleh Singapura, lalu 14% dari Malaysia, 13% dari China, 11% dari Australia, dan 5% dari Jepang.

"BBTF selalu menarik. Ada interaksi bisnis yang sama-sama menguntungkan. Dengan atomosfer BBTF yang luar biasa ini, kami optimistis target transaksi terpenuhi. Artinya, ada aliran devisa yang masuk hingga triliunan rupiah. Hal ini tentu jadi garansi bagi industri dan masyarakat secara umum," tutup Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar, Muh. Ricky Fauziyani.

Sebagai informasi, opening ceremony BBTF 2019 digelar pada Rabu (26/6/2019). Dalam pembukaan ditampilkan juga Tari Sekar Jagat yang dibawakan 20 penari wanita dari Sanggar Dharma Suara, Bali.


(idr/idr)

Hide Ads