Sebagai contoh, sejak memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang, Kabupaten Belitung, PAD di Belitung meningkat 300% selama 4 tahun. Hal ini disebabkan oleh kunjungan wisatawan melonjak sehingga dampak perekonomian pun kian dirasakan masyarakat.
"Semua tak lepas dari usaha yang telah dilakukan Kementerian Pariwisata untuk menggenjot kunjungan, khususnya di 10 destinasi prioritas. Kami melakukan kebijakan yang disarankan Pak Menpar Arief Yahya, utamanya dengan rumus 3A, yakni atraksi, amenitas, dan akses," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung Hermanto dalam keterangan tertulis, Kamis (27/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak menjadi destinasi prioritas, atraksi di Belitung dibuat dengan standar internasional. Lalu, Belitung Geopark didaftarkan ke Unesco Global Geopark (UGG) dengan asesor pada Juni 2019 dan penilaian akan diumumkan pada April 2020.
Data-data yang dibutuhkan untuk dossier dan kelengkapan administrasi pun dibantu oleh alumni ITB Bandung sehingga Pemkab Belitung sangat terbantu.
"Kami ingat kata-kata Pak Menpar Arief Yahya, untuk menjadi global player maka harus menggunakan global standard. Maka kami ikuti arahannya," jelas Bupati Belitung Sahani Saleh.
Menurutnya, Belitung memang sudah punya nama atau brand, yakni Negeri Laskar Pelangi karena dipopulerkan oleh Andrea Hirata melalui novel dan filmnya. Tetapi film dan novel itu lebih ke pasar wisnus atau domestik. Sedangkan di luar negeri belum begitu terkenal sehingga harus ada pengakuan dari lembaga dunia yang menjadi kekuatan Belitung, yakni pengakuan dari UNESCO Global Geopark.
Sementara itu, atraksi alam Belitung dengan batu-batu granit berukuran sangat besar itu diproses dan diusulkan ke UNESCO. Jika di level nasional, Belitung sudah masuk. "Tinggal menunggu proses di UNESCO dan kami kawal ketat," ungkapnya.
Lalu dari sisi aksesibilitas, kini ada penerbangan internasional Singapura-Belitung. Ada juga persiapan penerbangan rute baru Kuala Lumpur-Belitung, dan pendekatan dengan alternatif penerbangan langsung lainnya selain dari Jakarta.
"Dari sisi amenitas terus bertumbuh, pembangunan hotel-hotel baru berbintang 4 ke atas. Sehingga wisatawan memiliki alternatif tempat untuk menginap," tambahnya.
Selain Belitung, Danau Toba juga mengalami peningkatan PAD. Contohnya di Kabupaten Samosir, dalam 3 tahun terjadi peningkatan PAD pariwisata sebesar 80%. Semua kabupaten di kawasan Danau Toba juga mengalami hal yang hampir sama.
Tingkat kunjungan wisman dan wisnus ke Danau Toba, Kabupaten Samosir, sebanyak 381.649 orang pada 2018. Kunjungan tersebut naik dibanding tahun 2017 yang hanya 278.059 orang. Masyarakat setempat juga memberikan laporan bahwa penghasilan penduduk mengalami kenaikan.
"Semakin membaiknya infrastruktur perhubungan serta tertatanya objek-objek wisata berdampak kepada meningkatnya kunjungan wisatawan. Ini memberikan dampak luas kepada seluruh masyarakat Samosir secara umum dan khususnya para pelaku usaha di bidang pariwisata," jelas Plt Kepala Dinas Pariwisata Samosir Daulat Nainggolan.
Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Danau Toba juga berpengaruh pada PAD Samosir yang bersumber dari sektor pajak. Pajak hotel yang dihimpun pada 2018 sebesar Rp 2,010 miliar, sebelumnya Rp 1,612 miliar. Lalu pajak restoran Rp 1,244 miliar, sebelumnya Rp 1,229 miliar.
Sedangkan pajak hiburan Rp 223,25 juta pada 2017, naik menjadi Rp 236,38 juta pada 2018. Begitu pula retribusi tempat rekreasi Rp 422,97 juta pada 2017 menjadi Rp 1,833 miliar pada 2018.
Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Banyuwangi. Pariwisata di daerah ini membuat pertumbuhan ekonomi daerah berada di level 5,6% atau lebih tinggi dari ekonomi nasional sebesar 0,53%.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Banyuwangi Bramuda mengungkapkan bahwa sektor pariwisata kini menjadi tumpuan utama PAD di Kabupaten Banyuwangi.
"Rapor pariwisata Banyuwangi saat ini sangat positif dan ini buah kerja bersama dari semua elemen di Banyuwangi. Dalam beberapa tahun terakhir, kami sangat fokus mendorong sektor pariwisata. Hasil positif yang didapat pun sangat luar biasa," kata Bramuda.
Pada 2017 lalu, PAD Kabupaten Banyuwangi dari sektor pariwisata mencapai Rp 22 miliar. Lalu pada 2018, PAD dari sektor pariwisata mencapai Rp 29 miliar.
Bramuda menyebut sepanjang 2018 Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memiliki agenda sebanyak 77 festival di berbagai bidang, mulai dari kebudayaan, ekonomi, hingga olahraga. Banyuwangi, kota kecil di ijung timur Jawa, tumbuh menjadi kota pariwisata andalan Jawa Timur dan contoh sukses buat Indonesia.
Dari festival-festival itu, masyarakat di desa-desa merasakan dampaknya. Mereka mengelola parkir kendaraan dari para wisatawan. Rumah-rumah warga pun terdongkrak dari penghasilan homestay. Ada juga yang memperoleh keuntungan dari menjual makanan dan minuman.
"Dulu sektor pariwisata menjadi penymbang PAD paling sedikit di Banyuwangi. PAD tertinggi dulu dari sektor pertanian. Sekarang selama kepemimpinan Bupati Azwar Anas, PAD dari sektor pariwisata menjadi tertinggi. PAD pertanian sekarang nomor dua di bawah pariwisata," ujar Bramuda.
Cerita yang sama juga terjadi Manggarai Barat NTT, lokasi Labuan Bajo Komodo. Sejak kawasan ini dijadikan destinasi prioritas menjadi 10 Bali Baru, pertumbuhan industri pariwisatanya naik pesat. PAD yang pada 2017 hanya Rp 70 miliar, naik hampir 100% di tahun 2018 hingga tembus Rp 135 miliar.
"Labuan Bajo dengan ikon komodo memang kita promosikan ke seluruh dunia melalui berbagai channel media," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
(idr/idr)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum