Salah satu caranya adalah menggaet wisatawan asal negara tetangga yakni Singapura. Menurut Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie, hal ini sudah dibicarakan kepada beberapa pihak. Salah satunya maskapai yang menjadi tombak akses wisata ke Belitung.
"Kita sudah ketemu Pak Moeldoko, Dirut Garuda, sudah rapat, keputusannya adalah kapan rute Singapura Belitung dibuka lagi. Jadi kami akan campaign ulang ke Singapura, yang kemarin sempat putus, baru kita mulai lagi," ujarnya saat ditemui detikcom Sabtu (29/6/2019) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"CEO Jetstar juga sudah ke Belitung 3 hari yang lalu. Kita juga komitmen bulan depan saya ke Singapura untuk bicara MoU. AirAsia juga sudah menjajal Belitung, mereka punya selebritis syutingnya di sini buat iklan (Belitung)," paparnya.
Menurut Isyak, rute internasional sulit dicapai karena harga tiketnya yang cukup mahal. Misalnya saja, maskapai full service Garuda Indonesia yang pernah membuka rute Singapura-Belitung.
Harga ini, bisa dibilang terlalu mahal untuk penerbangan yang singkat. Terang saja, jarak antara Belitung-Singapura pun tidak terlalu jauh secara geografis. Demi memudahkan akses, Isyak pun ingin untuk mengajak sejumlah maskapai bujet agar bisa memberikan opsi kepada pelancong.
"Dulu Garuda gagal Singapura- Belitung karena harga tiketnya terlalu mahal. Jadi 270 SGD PP, hampir Rp 3 juta tiket saja. Jadi sekarang kami mau cari maskapai yang jual 130 SGD, LCC, kalau Garuda mau ikut silahkan. Maksimal 150 SGD lah" tambah Isyak.
Selain akses, hal yang juga diperhatikan adalah pelayanan atau fasilitas yang diperoleh. Untuk menarik wisatawan khususnya pelancong baru, tentunya harga murah menjadi idola. Hal ini pun diterapkan Belitung tanpa mengurangi kualitas yang sudah ada.
"Kan paket Belitung murah. Hotel dan restoran kami sudah turunkan harga, tapi tidak menurunkan kualitas. Jadi kalau orang Singapura mau berlibur ke Belitung, Rp 3 juta, 2 malam sudah semuanya including tiket," paparnya.
Menurut Isyak, orang Singapura saat ini belum mengetahui Belitung lebih luas. Hal ini pun me jadi ladang permainan untuk para travel agent yang menjual dengan harga tinggi dengan destinasi yang cenderung biasa saja. Isyak pun ingin agar agen perjalanan memiliki standar yang jelas denhan kualitas yang pasti.
"Nanti saya mau tertibkan one price one policy, satu harga satu kebijakan. Jadi nggak boleh sembarangan jual paket, kita putuskan standarnya bagaimana. Patokannya seperti apa, restoran yang didatangi harus apa," imbuh dia.
(wsw/aff)












































Komentar Terbanyak
Bonnie Blue, si Artis Porno Penuh Sensasi Itu Akhirnya Diusir dari Bali
Fadli Zon Jumpa PB XIV Mangkubumi di Jakarta, Bahas Kepemimpinan Keraton Solo
Kenapa Thailand dan Kamboja Saling Serang Hanya gegara Rebutan Kuil?