"Ini adalah pameran dagang, investasi, dan pariwisata untuk negara-negara di Pasifik. Inisiasinya dari Indonesia dan agendanya didukung sepenuhnya oleh Selandia Baru dan Australia," kata Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa, dan Kerajaan Tonga, Tantowi Yahya dalam keterangannya, Minggu (7/7/2019).
Tantowi mengatakan 20 negara dipastikan akan menghadiri Pasific Exposition yang akan fokus membahas pengembangan beragam potensi di kawasan Asia Pasifik. 20 negara tersebut di antaranya Australia, Kaledonia Baru, Cook Islands, Federated States of Micronesia, Fiji, French Polynesia, Kiribati, Marshall Islands, Nauru, Nieu, Palau, Papua Nugini, Samoa, Selandia Baru, Solomon Islands, Timor Leste, Tuvalu, dan Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, menurut Staf Khusus Bidang Media dan Komunikasi Kemenpar Don Kardono mengatakan bahwa pariwisata begitu nyaring di masa kepemimpinan Presiden Jokowi. "Bahkan mampu mengubah mindset publik, bahwa kebutuhan pokok itu tidak hanya sandang, pangan, perumahan, tetapi ditambah dengan piknik alias berwisata," tuturnya.
Adapun menurut Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional IV (Australia, Selandia Baru, dan Oseania) Kemenpar, Edy Wardoyo mengatakan bahwa Menpar Arief Yahya telah membawa pariwisata ke level global dan selalu juara dunia di mana-mana. Dengan sejumlah track record tadi, Menpar Arief Yahya layak tampil sebagai pembicara kunci yang bakal membicarakan semua potensi dan kehebatan Wonderful Indonesia di forum tersebut.
Menpar Arief Yahya mengatakan punya tone optimisme dan keyakinaan baru untuk pariwisata di Indonesia. Ia mengatakan penerimaan devisa negara dari pariwisata meroket tajam. Pada 2016, devisa pariwisata mencapai USD 13,5 miliar, hanya kalah dari minyak sawit mentah (CPO) sebesar USD 15,9 miliar, padahal pada tahun 2015 pariwisata masih ada di peringkat keempat sebagai sektor penyumbang devisa terbesar.
Di tahun 2017 dan 2018, sumbangan devisa dari sektor pariwisata naik lagi dan tahun lalu tembus USD 16,11 miliar. Sektor pariwisata Indonesia sendiri diproyeksikan mampu menjadi penyumbang devisa tertinggi di tahun 2019 di mana bisa menghasilkan sekitar Rp 280 triliun bagi devisa negara dan juga menyerap 13 juta tenaga kerja.
"Iya, empat tahun berturut-turut pariwisata menjadi leading sector itu sudah menunjukkan bahwa keseriusan Pak Presiden Jokowi dalam menjadikan pariwisata sebagai lokomotif ekonomi Indonesia ke depan, sangat serius dan tegas. Itu punya bobot penilaian yang tinggi di mata dunia," kata Arief. (ega/ega)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum