Di bulan Januari awal tahun 2019, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mencanangkan penutupan Taman Nasional (TN) Komodo. Alasannya, kondisi habitat komodo sudah semakin berkurang serta kondisi tubuh komodo yang kecil sebagai dampak berkurangnya rusa yang menjadi makanan utama komodo.
"Pemerintah NTT akan melakukan penataan terhadap kawasan Taman Nasional Komodo agar menjadi lebih baik, sehingga habitat komodo menjadi lebih berkembang. Kami akan menutup Taman Nasional Komodo selama satu tahun," kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ketika ditemui di Kupang sebagaimana dikutip dari Antara (20/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring berjalan waktu, setelah ada pertemuan antara pihak Pemprov NTT dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam hal ini oleh Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE), hanya Pulau Komodo saja yang ditutup. Bukan seluruh TN Komodo.
BACA JUGA: Bukan Semua Area Taman Nasional, Hanya Pulau Komodo yang Akan Ditutup
Namun, penutupan Pulau Komodo pun tentu hanya bisa dilakukan KLHK. Sebab, tanggung jawab dan pengelola taman-taman nasional di Indonesia merupakan tugas dari KLHK.
Untuk menutup suatu wilayah di taman nasional, diperlukan pertimbangan matang-matang. Segi konservasi dan kehidupan masyarakat di sekitarnya menjadi poin-poin terpenting.
Apakah Komodo jadinya tempat wisata eksklusif?
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ditemui awak media pada Rabu (10/7) sore kemarin mengatakan, rencananya akan ada pembatasan atau kuota bagi wisatawan ke Pulau Komodo. Pulau Komodo akan menjadi tempat wisata eksklusif.
"Betul, eksklusif," katanya.
Viktor mencontohkan Bhutan, negara kecil yang membatasi jumlah kunjungan wisatawan. Apalagi menurutnya, Pulau Komodo punya pesona lebih dari itu.
"(Ke) Bhutan, kita tidak masuk sembarang, sekali masuk 2.500 orang dan kita lihat tebing doang. Di sini, kita lihat one and only komodo," ungkapnya.
![]() |
Hari ini, Kamis (11/7/2019) Presiden Jokowi berkunjung ke Pulau Rinca. Awak media pun bertanya soal Pulau Komodo menjadi destinasi eksklusif.
"Ini yang mau kita putuskan nanti," ujar Jokowi.
BACA JUGA: Pak Jokowi, Tolong Jangan Tutup Pulau Komodo
Jokowi menjelaskan, komodo bisa dilihat di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Jadi bisa saja, Pulau Komodo lebih eksklusif, sedangkan Pulau Rinca tidak.
"Kelihatannya seperti itu, kelihatannya mungkin Pulau Komodonya yang eksklusif, kemudian di Pulau Rinca yang tidak, tapi tetap ada kuotanya. Rinca pun punya ada hitungan daya dukung, berapa turis yang datang, nggak mungkin kita buka (begitu saja) silakan silakan, nggak seperti itu," paparnya.
![]() |
Jokowi nantinya akan lebih membahas lebih lanjut soal pariwisata Labuan Bajo termasuk isu Pulau Komodo dalam rapat terbatas. Tersirat, Pulau Komodo sepertinya bukan masalah penutupan lagi. Namun, soal pembatasan turis dan konservasi.
"Saya tadi sudah sampaikan ke kepala balai untuk betul-betul dihitung daya dukungnya. Jangan sampai kita lost, bukan hanya urusan tourism tapi tidak juga melihat bahwa ini adalah kawasan konservasi," tegas Jokowi.
(aff/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025