Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Pedesaan dan Perkotaan Kemenpar Vitria Ariani mengatakan peran pentahelix menjadi kunci kuatnya komunitas yang ada di Malang. Kampung-kampung kreatif seperti kampung biru dan kampung warna-warni lahir berkat pentahelix yang kuat.
Untuk itu, ia meminta kepada pelaku wisata untuk melibatkan generasi milenial dalam mengembangkan pariwisata di daerah. "Nah untuk membedakan wisata Malang dan lainnya maka dibutuhkan sebuah konsep perjalanan wisata yang berbeda. Inilah yang kita angkat di FGD ini," ujar Vitria, dalam keterangannya, Kamis (11/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini yang menjadi pembeda antara wisata Malang dan daerah lainnya. Ada sebuah cerita unik dibalik setiap destinasi yang ditawarkan. Ini yang akan memantik rasa penasaran wisatawan," paparnya.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adyani mengatakan, Malang juga harus memanfaatkan digitalisasi. Kerjasama dengan berbagai platform perjalanan wisata digital mutlak dilakukan. Dengan itu akan semakin mempermudah wisatawan mencari paket terbaik yang diinginkannya.
"Di era digital, aplikasi yang menawarkan paket perjalanan wisata yang sangat banyak dan ditambah dengan fitur pay later semakin memudahkan kaum milenial dalam traveling. Ini harus dimanfaatkan dengan membangun kerjasama dengan berbagi platform tersebut. Karena wisatawan saat ini mencari perjalanan wisata yang menawarkan berbagai kemudahan," ujar Giri.
Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini menyebut jika FGD ini menyasar seluruh stakeholder pariwisata Malang. Terutama pengelola kampung wisata. Karena kampung wisata menjadi sebuah keunggulan yang dimiliki oleh Kota Malang.
"Di sini akan di kupas tuntas peningkatan pengembangan destinasi yang ada. Akan banyak diskusi serta terjun langsung mengatasi permasalahan yang ada. Dengan itu diharapkan akan mengupgrade kemampuan pelaku pariwisata yang ada di Malang," ucap Oneng.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Sumber Daya Manusia (SDM) harus terus ditingkatkan baik jumlah maupun mutu. Minimal, SDM yang ada sesuai standar Masyarakat Ekonomi ASEAN, sehingga memiliki keunggulan komparatif jika dibandingkan dengan tenaga kerja dari negara lain.
"Kita harus menjadikan masyarakat garda terdepan pelayanan pariwisata. Karena harus berpacu melawan tuntutan pengembangan destinasi dan industri. Ingat hanya dengan cara yang tidak biasa kita bisa mendapatkan hasil yang luar biasa. Masyarakat harus tampil sehingga mereka pun ikut menjadi pelaku wisata dan bukan hanya penonton," kata Arief
Apalagi pariwisata mempunyai multiplier effect yang memberikan pengaruh yang kuat pada lingkungan sekitarnya. Dengan peran aktif masyarakat menjaga kearifan lokal tentunya akan semakin membuat wisatawan betah. Dengan itu dapat dipastikan akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
(idr/idr)












































Komentar Terbanyak
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!