Ekosistem Bawah Laut Makassar Mulai Mengkhawatirkan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ekosistem Bawah Laut Makassar Mulai Mengkhawatirkan

Bonauli - detikTravel
Kamis, 05 Sep 2019 12:35 WIB
Foto: (Ria Qorina/Green Peace)
Kepulauan Spermonde - Kerusakan terumbu karang terus terjadi. Kabar memprihatinkan datang dari Kepulauan Spermonde di Makassar yang rusak karena bom dan racun sianida.

Sebuah ekspedisi dilakukan oleh Pembela Lautan Greenpeace Indonesia. Mereka melakukan pendataan terhadap terumbu karang di Kepulauan Spermonde, Makassar.

Ekpedisi ini dilakukan bersama MSDC (Marine Science Diving Club) Universitas Hasanuddin dengan tema Peran Terumbu Karang dan Ancaman yang Dihadapi Bagi Keberlanjutan Ekosistem Laut, Rabu (4/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kegiatan ini dilakukan di tiga tempat, Pulau Barrang Lompo, Pulau Barrang Caddi, dan Kodingareng Keke. Kenyataan pahit harus diterima. Terumbu karang rusak parah.

"Kami menyelam di tiga titik dalam satu hari dan selama penyelaman, kami mendengar tiga kali suara bom ikan. Bila tidak ada pengawasan dan penegakan hukum yang kuat, saya sangat khawatir tidak lama lagi karang di Kepulauan Spermonde ini akan habis dan hancur, Ria Qorina Lubis, Fotografer Bawah Laut Pembela Lautan Greenpeace Indonesia.

Namun secercah harapan masih ada. Di Barrang Lompo, karang mulai recovery dari bius sianida yang kerap disemprotkan oleh penangkap ikan.

Karang sehat di Koringareng Keke (Ria Qorina/Green Peace)Karang sehat di Koringareng Keke (Ria Qorina/Green Peace)


Karang-karang kecil mulai tumbuh. Hamparan karang putih karena bleaching mulai terlihat sedikit berwarna.

Begitu pula dengan Kodireng Keke. Sebagian terumbu karang masih terselamatkan.

"Sekitar 5-6 tahun lalu, Saya pernah menyelam di Kodingareng Keke. Saat itu mendengar bom juga. Tapi kondisi saat itu masih lebih baik dari sekarang," jelas Ria.

BACA JUGA: Miris! Terumbu Karang Makassar Rusak Karena Bom dan Racun

Ria juga menambahkan bahwa hal ini cukup mengkhawatirkan. Karena bila terus menerus di bom dan menggunakan bius sianida, terumbu karang bisa mati. Ekosistem pun lenyap.

Hal senada juga diungkapkan oleh dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNDIP, Dr Ir Diah Permata Msc.

"Iya, penggunaan bom dan sianida marak kembali. Ya kalau kesadaran masyarakat belum ada, maka hal ini akan terulang kembali," jelas Diah.

Padahal bawah laut Kepulauan Spermonde sangatlah indah. Nemo dan anemon sangatlah mudah ditemukan.

Ekosistem Bawah Laut Makassar Mulai MengkhawatirkanFoto: (Ria Qorina/Green Peace)


Tapi sampai kapan mereka bertahan? Penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan racun sianida hanya akan memperburuk ekosistem laut.

Bius dapat menyebar cepat dalam air. Radiusnya pun cukup jauh karena terbawa arus. Jauh ke tengah lautan, ekosistem bawah laut tercemar dalam diam.

"Kita harus bangun aksi bersama untuk menyelamatkan terumbu karang dari praktik penangkapan ikan dengan peledak dan bius ikan," ujar Syahputrie Ramadhanie, Koordinator Ekspedisi Pembela Lautan.




(bnl/aff)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Bumi Rumah Kita
Bumi Rumah Kita
73 Konten
Selamat Hari Bumi! Mari tidak hanya sekadar mengucapkannya, tapi ambil bagian untuk menjaga dan merawat Bumi lebih baik lagi. Bumi adalah rumah kita.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads