Indonesia Masih Musim Kemarau, Ini Imbauan BMKG Buat Traveler

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Indonesia Masih Musim Kemarau, Ini Imbauan BMKG Buat Traveler

Afif Farhan - detikTravel
Jumat, 20 Sep 2019 15:50 WIB
Gunung Slamet yang terbakar di musim kemarau ini (Imam Suripto/detikcom)
Jakarta - Indonesia masih dilanda musim kemarau yang berdampak pada kebakaran hutan dan lainnya. Ini imbauan dari BMKG untuk traveler.

Beberapa gunung di Indonesia mengalami kebakaran terkait musim kemarau. Sebut saja Gunung Semeru dan Gunung Slamet yang hingga kini masih ditanggulangi oleh pihak-pihak terkait.

BACA JUGA: Detik-detik Gunung Semeru Kebakaran

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tugas BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) adalah memonitor titik-titik panas lewat satelit Himawari. Kalau di suatu lokasi titik panasnya mencapai angka 80 persen diperkirakan terjadi kebakaran di situ," terang Fachri, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG kepada detikcom, Jumat (20/9/2019).

Menurut Fachri, beberapa wilayah di Indonesia masih banyak titik panasnya. Hampir ada titik panas di seluruh Pulau Jawa, khususnya wilayah Jawa Timur.

"Sekarang yang mulai hujan itu Aceh dan Sumatera Utara. Pulau Jawa belum masuk musim penghujan, karena umumnya musim hujan di Pulau Jawa itu akhir Oktober dan awal November," terangnya.

BACA JUGA: Semeru Kebakaran, Ini Imbauan Buat Pendaki

Apakah ada imbauan dari BMKG kepada traveler terkait musim kemarau di Indonesia?

"Sebagian besar wilayah Indonesia saat ini masih musim kemarau, imbauan dari BMKG kepada masyarakat yang berwisata atau melakukan kegiatan outdoor yang pertama waspadai dehidrasi," ujar Fachri.

Fachri menambahkan, wisatawan yang melakukan pendakian atau trekking ke hutan harus menyediakan stok air minum yang cukup. Sebab saat musim kemarau, sumber-sumber mata air bisa mengering.

"Yang kedua, kita sebagai wisatawan harus menjaga lingkungan. Dalam artian misalnya tidak membakar rating dan sejenisnya, atau jangan buang puntung rokok sembarangan karena takutnya bisa terjadi kebakaran," paparnya.

"Tanah masih kering dan hujan juga kurang, sehingga sensitif bisa terjadi kebakaran hutan," tegas Fachri.

Gunung Semeru yang terbakar (tnbromotenggersemeru/Instagram)Gunung Semeru yang terbakar (tnbromotenggersemeru/Instagram)


Terakhir, Fachri mengimbau traveler untuk mengecek website dan juga media sosial BMKG. Setiap waktu, BMKG meng-update perkiraan cuaca yang bisa dijadikan referensi sebelum melakukan aktivitas traveling.

"Begitu pun di musim hujan, kami mengimbau untuk berhati-hati khususnya wisata bahari terkait ombak. Juga yang melakukan pendakian, awas banjir dan tanah longsor," tutupnya.




(aff/aff)

Hide Ads