Cerita Traveler Lihat Kemacetan di Negeri di Atas Awan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cerita Traveler Lihat Kemacetan di Negeri di Atas Awan

Afif Farhan - detikTravel
Senin, 23 Sep 2019 17:40 WIB
Cerita Traveler Lihat Kemacetan di Negeri di Atas Awan
Foto: (istimewa/Rizki Ramadan)
Banten - Gunung Luhur di Banten menjadi viral karena panoramanya yang disebut bak Negeri di Atas Awan. Akibatnya, kunjungan wisatawan pun kini membludak di sana.

Wisata negeri di atas awan Gunung Luhur di Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Lebak, Banten mendadak viral sehingga dikunjungi ribuan wisatawan sampai macet akhir pekan lalu. Hal itu pun membuat heboh sosial media.

BACA JUGA: 5 Fakta Negeri di Atas Awan Lebak Banten: Rute Hingga Biaya Masuk

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rizki Ramadan, salah seorang travel blogger d'Traveler detikTravel, menceritakan pengalaman mengunjungi Gunung Luhur pada Sabtu (21/9/2019) kemarin. Rizki menuturkan, dia berangkat dari Jakarta pada Jumat malam sehari sebelumnya dan sampai di Gunung Luhur pada Sabtu pukul 20.00 WIB.

"Di sana ada tenda dan rumah semi permanen yang memang bisa disewakan. Akhirnya, saya bermalam di sana karena mau lihat panorama Negeri di Atas Awan saat sunrise," katanya.

Panorama Negeri di Atas Awan di Gunung Luhur Panorama Negeri di Atas Awan di Gunung Luhur (istimewa/Rizki Ramadan)


Menurut Rizki, Gunung Luhur lebih cocok disebut bukit. Panorama Negeri di Atas Awan berupa lautan awan yang menyelimuti Kampung Ciusul pun hanya bisa dilihat saat waktu matahari terbit.

"Jadi Kampung Ciusul itu ada di lembah dan dikelilingi perbukitan, sehingga ada panorama seperti itu," katanya.

Foto yang diambil saat sore hari dan terlihat jelas kampung di lembahnyaFoto yang diambil saat sore hari dan terlihat jelas kampung di lembahnya (istimewa/Rizki Ramadan)


Saat pukul 03.00 dinihari, suasana di Gunung Luhur mulai ramai. Rizki yang tidur sampai terbangun dan alangkah kagetnya sudah banyak pengunjung yang begitu banyak.

Setelah bangun, Rizki bergegas menuju ke puncak Gunung Luhur. Di sana ada tangga yang sudah disiapkan, dengan tiket masuk Rp 5 ribu.

"Masuknya harus antre terus jalan tak sampai 5 menit. Tapi banyak orang yang naiknya dari sisi bukit. Itu sangat berbahaya, apalagi bawa keluarga dan anak kecil, bisa terpeleset dan lainnya," terang Rizki.

(Halaman selanjutnya, cerita kemacetan di Gunung Luhur)

Kemacetan di Negeri di Atas Awan Gunung Luhur

(istimewa/Rizki Ramadan)
Saat Sabtu pekan kemarin itulah pengunjung di Gunung Luhur membludak. Kendaraan seperti mobil dan motor mengalami stuck, macet parah tidak bergerak!

"Jadi ada dua jalur kendaraan untuk naik ke Gunung Luhur. Nah kemarin itu, karena saking banyaknya maka yang mau naik dan yang mau turun saling berhadapan," terang Rizki.

Cerita Traveler Lihat Kemacetan di Negeri di Atas AwanFoto: (istimewa/Rizki Ramadan)

Dalam pengamatan Rizki, objek wisata Gunung Luhur ini masih lebih banyak dikelola oleh masyarakat setempat. Ia menduga mereka pun cukup kewalahan mengurus banyaknya wisatawan.

Ditambah, jalanan di sana pun masih berdebu dan penuh krikil. Sehingga, motor-motor dan mobil-mobil sampai bermandikan debu.

Cerita Traveler Lihat Kemacetan di Negeri di Atas AwanFoto: (istimewa/Rizki Ramadan)



"Kemarin kendaraannya itu banyak yang plat B, F dan A. Banyak sih dari Jakarta ke sini," ungkap Rizki.

BACA JUGA: Mau ke Negeri di Atas Awan Gunung Luhur? Simak Saran Warga

Rizki berharap, ke depannya objek wisata Gunung Luhur ini bisa dikelola dengan lebih baik lagi supaya dapat memberikan rasa nyaman dan aman. Hal itu untuk mengantisipasi animo pengunjung yang memang tidak dapat dihindari.

"Sebenarnya, Gunung Luhur ini baru 8 bulan diurus sebagai tempat wisata. Namun karena viral, sehingga banyak yang penasaran dan datang," tutupnya.

Halaman 2 dari 2
Saat Sabtu pekan kemarin itulah pengunjung di Gunung Luhur membludak. Kendaraan seperti mobil dan motor mengalami stuck, macet parah tidak bergerak!

"Jadi ada dua jalur kendaraan untuk naik ke Gunung Luhur. Nah kemarin itu, karena saking banyaknya maka yang mau naik dan yang mau turun saling berhadapan," terang Rizki.

Cerita Traveler Lihat Kemacetan di Negeri di Atas AwanFoto: (istimewa/Rizki Ramadan)

Dalam pengamatan Rizki, objek wisata Gunung Luhur ini masih lebih banyak dikelola oleh masyarakat setempat. Ia menduga mereka pun cukup kewalahan mengurus banyaknya wisatawan.

Ditambah, jalanan di sana pun masih berdebu dan penuh krikil. Sehingga, motor-motor dan mobil-mobil sampai bermandikan debu.

Cerita Traveler Lihat Kemacetan di Negeri di Atas AwanFoto: (istimewa/Rizki Ramadan)



"Kemarin kendaraannya itu banyak yang plat B, F dan A. Banyak sih dari Jakarta ke sini," ungkap Rizki.

BACA JUGA: Mau ke Negeri di Atas Awan Gunung Luhur? Simak Saran Warga

Rizki berharap, ke depannya objek wisata Gunung Luhur ini bisa dikelola dengan lebih baik lagi supaya dapat memberikan rasa nyaman dan aman. Hal itu untuk mengantisipasi animo pengunjung yang memang tidak dapat dihindari.

"Sebenarnya, Gunung Luhur ini baru 8 bulan diurus sebagai tempat wisata. Namun karena viral, sehingga banyak yang penasaran dan datang," tutupnya.

(aff/aff)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Negeri di Atas Awan
Negeri di Atas Awan
23 Konten
Gunung Luhur di Lebak, Banten menjadi viral. Panoramanya disebut-sebut sebagai Negeri di Atas Awan. Mari mengenalinya lebih dekat.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads