Pasca penerobosan, petugas piket jaga Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) tetap menjalankan tugasnya. Mereka bermalam di lokasi, melakukan penjagaan dan pengamanan, patroli, serta penyiraman bibit pohon.
Benediktus Rio Wibawanto, Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah II BTNGR, mengonfirmasi rangkaian kejadian yang juga dapat dilihat dalam posting di Instagram TNGR tersebut. "Iya, mas. Bisa lihat di IG balai juga," ungkapnya, Senin (7/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka bersama-sama menyanyikan lagu Garuda Pancasila dan kemudian merusak spanduk larangan pemanfaatan kawasan tanpa izin (PKTI) Hutan Pesugulan yang telah dipasang di pintu masuk.
Warga juga membongkar satu pondok dan satu tenda terpal yang ditempati oleh petugas. Barang-barang bongkaran dimasukkan secara bergantian oleh ibu-ibu ke mobil TNGR dan berharap penjagaan dibubarkan.
Petugas sempat mencegah ibu-ibu yang akan menurunkan Bendera Merah Putih. Petugas gabungan juga melakukan dialog untuk mencegah ibu-ibu itu merusak berugaq yang dijadikan tempat bermalam personil Brimob Polda NTB.
Hingga Sabtu (5/10), kelompok masyarakat masih tetap bertahan di dalam kawasan hutan Pesugulan. Demikian juga petugas mulai kembali membangun tenda darurat, memperbaiki jaringan listrik dan air. "Iya, masih bertahan," ujar Rio.
(krs/krs)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia