"Karena dana yang minim, sehingga kami harus menghentikan penelitian," tutur Koordinator Peneliti Djatmiko kepada detikcom, Selasa (15/10/2019).
Menurutnya, penelitian akan dilanjutkan tahun 2020 mendatang. Sesuai janji dari Pemkab Ponorogo serta pejabat Balitbang asal Sampung, mereka ingin penelitian ini dirampungkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Janjinya seperti itu, harus tuntas. Minimal jangka 5 tahun waktu untuk menyelesaikannya," terang dia.
Selain dana yang kurang, Djatmiko juga mengeluhkan kurangnya peneliti arkeologi dari multidisiplin. Sehingga penemuan tidak bisa segera diidentifikasi di lokasi melainkan harus dianalisis di kantor pusat, Jakarta.
![]() |
"Selain itu, Ponorogo juga belum punya laboratorium dan museum untuk penelitian. Sehingga kami membawa temuan ke Badan Arkeologi Yogyakarta untuk selanjutnya dibawa ke Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di Jakarta," paparnya.
Djatmiko menambahkan artefak baik dari tulang maupun batu ini rawan rusak. Sehingga butuh perawatan ekstra. Jika ke depan Ponorogo punya museum dan laboratorium sendiri, seluruh hasil penemuan di Gua Lawa bakal dikembalikan ke Ponorogo.
"Karena ini nanti bisa jadi ikon Ponorogo, selain reog. Kalau di sini telah ditemukan industri tulang dari manusia prasejarah Ras Australomelanesid," pungkas dia.
(/msl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!