Minggu, 27 Okt 2019 18:15 WIB
TRAVEL NEWS
Kunjungan ke Papua, Jokowi Pakai Noken
Afif Farhan
detikTravel

Jakarta - Akhir pekan ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Papua Barat, tepatnya ke Kabupaten Pegunungan Arfak. Noken pun menghiasi lehernya.
Presiden Jokowi mengunjungi sejumlah lokasi dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Papua Barat. Jokowi mengawali agendanya dengan bertolak ke Kabupaten Pegunungan Arfak.
Jokowi bertolak ke Pegunungan Arfak dari Kabupaten Manokwari dengan menumpangi helikopter Super Puma TNI-AU, Minggu (27/10/2019). Setibanya di Pegunungan Arfak, Jokowi bertemu sekitar 3.000 warga sekitar di lapangan bola Irai. Jokowi meninjau Pasar Irai.
BACA JUGA: Di Papua Barat, Jokowi Temui Warga Arfak hingga ke Kaimana
Ada yang menarik saat Jokowi datang ke Kabupaten Pegunungan Arfak. Bersama ibu negara Iriana, Jokowi memakai noken di lehernya.
Apa itu noken?
Noken merupakan salah satu Warisan Budaya Tak benda yang telah diakui UNESCO sejak tahun 2012. Noken merupakan tas rajut tradisional asli dari Papua.
Hari Suroto, salah seorang peneliti dari Balai Arkeologi Papua menjelaskan bahwa noken tak sekadar tas. Ada nilai filosofi di dalamnya.
"Noken menjadi spesial karena nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Noken merupakan tas tradisional asli buatan mama-mama Papua ini merupakan simbol dari kesuburan dan perdamaian bagi masyarakat Papua, khususnya di daerah pegunungan tengah Papua yang dihuni oleh beberapa suku seperti suku Dani, Yali, dan Lani," terangnya kepada detikcom, Minggu (27/10/2019).
BACA JUGA: Tahukah Kamu Arti Nama Papua?
BACA JUGA: Mengenal Mumi Papua yang Belum Banyak Orang Tahu
Hari menjelaskan, dalam tradisi masyarakat Papua khususnya bagi wanita, noken merupakan patokan simbol kedewasaan di zaman dulu.
"Perempuan yang sudah bisa membuat noken dianggap sudah dewasa, sedangkan yang belum bisa membuat noken dianggap sebaliknya," katanya.
Pembuatan noken pun memakai bahan yang alami. Proses pembuatannya bisa sampai berhari-hari.
"Pembuatan noken sendiri dianggap sulit dan memakan proses yang panjang karena tas ini hanya menggunakan bahan alami, hanya memanfaatkan serat pohon melinjo, pohon nawa, pohon manduam atau anggrek hutan," ungkap arkeolog asal Yogya tersebut.
Noken digunakan para wanita Papua untuk kebutuhan membawa barang dagangan seperti buah, sayur, dan umbi-umbian ke pasar. Kini, noken sudah menjadi salah satu cinderamata dari Papua, yang juga bisa dipakai oleh pria.
"Tidak jarang, wisatawan yang berkunjung ke Papua akan membeli noken sebagai oleh-oleh. Sejak diakui UNESCO, noken semakin dikenal di dalam negeri maupun luar negeri. Noken memiliki potensi sebagai produk ekonomi kreatif yang apabila dikelola dengan baik dapat mengangkat perekonomian masyarakat setempat dari sektor ekonomi kreatif," tutup Hari.
Simak Video "Jokowi Akan Tindak Lanjuti Rekomendasi IHPS BPK"
[Gambas:Video 20detik]
(aff/aff)
Presiden Jokowi mengunjungi sejumlah lokasi dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Papua Barat. Jokowi mengawali agendanya dengan bertolak ke Kabupaten Pegunungan Arfak.
Jokowi bertolak ke Pegunungan Arfak dari Kabupaten Manokwari dengan menumpangi helikopter Super Puma TNI-AU, Minggu (27/10/2019). Setibanya di Pegunungan Arfak, Jokowi bertemu sekitar 3.000 warga sekitar di lapangan bola Irai. Jokowi meninjau Pasar Irai.
Ada yang menarik saat Jokowi datang ke Kabupaten Pegunungan Arfak. Bersama ibu negara Iriana, Jokowi memakai noken di lehernya.
![]() |
Apa itu noken?
Noken merupakan salah satu Warisan Budaya Tak benda yang telah diakui UNESCO sejak tahun 2012. Noken merupakan tas rajut tradisional asli dari Papua.
Hari Suroto, salah seorang peneliti dari Balai Arkeologi Papua menjelaskan bahwa noken tak sekadar tas. Ada nilai filosofi di dalamnya.
"Noken menjadi spesial karena nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Noken merupakan tas tradisional asli buatan mama-mama Papua ini merupakan simbol dari kesuburan dan perdamaian bagi masyarakat Papua, khususnya di daerah pegunungan tengah Papua yang dihuni oleh beberapa suku seperti suku Dani, Yali, dan Lani," terangnya kepada detikcom, Minggu (27/10/2019).
![]() |
BACA JUGA: Tahukah Kamu Arti Nama Papua?
BACA JUGA: Mengenal Mumi Papua yang Belum Banyak Orang Tahu
Hari menjelaskan, dalam tradisi masyarakat Papua khususnya bagi wanita, noken merupakan patokan simbol kedewasaan di zaman dulu.
"Perempuan yang sudah bisa membuat noken dianggap sudah dewasa, sedangkan yang belum bisa membuat noken dianggap sebaliknya," katanya.
![]() |
Pembuatan noken pun memakai bahan yang alami. Proses pembuatannya bisa sampai berhari-hari.
"Pembuatan noken sendiri dianggap sulit dan memakan proses yang panjang karena tas ini hanya menggunakan bahan alami, hanya memanfaatkan serat pohon melinjo, pohon nawa, pohon manduam atau anggrek hutan," ungkap arkeolog asal Yogya tersebut.
![]() |
Noken digunakan para wanita Papua untuk kebutuhan membawa barang dagangan seperti buah, sayur, dan umbi-umbian ke pasar. Kini, noken sudah menjadi salah satu cinderamata dari Papua, yang juga bisa dipakai oleh pria.
"Tidak jarang, wisatawan yang berkunjung ke Papua akan membeli noken sebagai oleh-oleh. Sejak diakui UNESCO, noken semakin dikenal di dalam negeri maupun luar negeri. Noken memiliki potensi sebagai produk ekonomi kreatif yang apabila dikelola dengan baik dapat mengangkat perekonomian masyarakat setempat dari sektor ekonomi kreatif," tutup Hari.
Simak Video "Jokowi Akan Tindak Lanjuti Rekomendasi IHPS BPK"
[Gambas:Video 20detik]
(aff/aff)