Selasa, 05 Nov 2019 14:00 WIB
TRAVEL NEWS
Favoritnya Sultan Brunei, Beras Krayan Memang Spesial
Syanti Mustika
detikTravel

Jakarta - Krayan terkenal dengan beras organik-nya. Beras yang juga disebut sebagai favoritnya Sultan Brunei ini sangat berbeda dan spesial, tak bisa tumbuh asal-asalan.
Tak hanya rasanya yang enak dan memiliki wangi yang khas, beras organik dari Krayan proses menanam, panen, sampai ke penggilingan diperhatikan dan punya tata cara. Serta padinya tak tak bisa tumbuh di sembarangan tempat.
Tim Tapal Batas detikcom datang ke Krayan beberapa waktu lalu. Kami pun bertemu dengan Alex Balang , Ketua Komisi Ekowisata Forum Masyarakat Adat Dataran Tinggi Borneo (FORMADAT).
Alex pun bercerita betapa beras Krayan ini sangat spesial. Selain bentuk dan rasanya yang berbeda, beras ini tak bisa tumbuh di sembarangan tempat.
"Dulunya ada penelitian yang mencoba menanam padi Krayan di luar wilayah Krayan, dan hasilnya gagal. Bisa tumbuh tapi padinya nggak berisi. Begitu juga sebaliknya, padi biasa bila ditanam di Krayan tidak akan tumbuh," papar Alex.
Saat ditanya kenapa hal tersebut bisa terjadi, Alex mengutarakan bahwa hal ini dipengaruhi oleh jenis padi dan kandungan tanah. Hal ini yang menjadi anugerah bagi Krayan yang tidak bisa diambil oleh orang luar.
"Ini dipengaruhi oleh jenis padi. Padi Krayan pun bila ditanam di Malinau, Nunukan atau Tarakan dan tempat lainnya tak akan tumbuh. Ini adalah salah satu anugerah bagi Krayan yang tidak bisa diambil oleh orang lain," tuturnya.
Musim panen padi di Krayan hanya bisa satu kali dalam setahun. Dan proses menanam hingga panen, memakan waktu hingga 6 bulan.
"Di Krayan kita panen sekali enam bulan saja. Tidak bisa dua kali dan kita sudah pernah coba, dan tidak berhasil. Setelah panen, selama 6 bulan sawah kita biarkan diinjak-injak kerbau atau kita lepas sapi begitu saja selama 6 bulan di sana. Nanti kerbau akan buang kotoran, dan langsung menjadi pupuk di sawah," jelasnya.
Bicara soal padi Krayan, Alex menuturkan bahwa banyak varietas padi yang tumbuh di Krayan. Namun yang saat ini dikembangkan dan unggul adalah beras Adan.
"Dari dulu kita orang Krayan makan beras organik. Terdapat beberapa varietas padi Krayan, ada 36 jenis yang tumbuh. Namun yang dikembangkan hanya beberapa saja. Jika dilihat yang paling menguntungkan atau menghasilkan adalah beras Adan yang tiga jenis itu, beras merah, putih dan hitam," tambah Alex.
"Tanah Krayan memang spesial," tutupnya.
Simak Video "Ujung Tombak Ekonomi Perbatasan Indonesia-Australia"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/krs)
Tak hanya rasanya yang enak dan memiliki wangi yang khas, beras organik dari Krayan proses menanam, panen, sampai ke penggilingan diperhatikan dan punya tata cara. Serta padinya tak tak bisa tumbuh di sembarangan tempat.
Tim Tapal Batas detikcom datang ke Krayan beberapa waktu lalu. Kami pun bertemu dengan Alex Balang , Ketua Komisi Ekowisata Forum Masyarakat Adat Dataran Tinggi Borneo (FORMADAT).
Alex pun bercerita betapa beras Krayan ini sangat spesial. Selain bentuk dan rasanya yang berbeda, beras ini tak bisa tumbuh di sembarangan tempat.
"Dulunya ada penelitian yang mencoba menanam padi Krayan di luar wilayah Krayan, dan hasilnya gagal. Bisa tumbuh tapi padinya nggak berisi. Begitu juga sebaliknya, padi biasa bila ditanam di Krayan tidak akan tumbuh," papar Alex.
![]() |
Saat ditanya kenapa hal tersebut bisa terjadi, Alex mengutarakan bahwa hal ini dipengaruhi oleh jenis padi dan kandungan tanah. Hal ini yang menjadi anugerah bagi Krayan yang tidak bisa diambil oleh orang luar.
"Ini dipengaruhi oleh jenis padi. Padi Krayan pun bila ditanam di Malinau, Nunukan atau Tarakan dan tempat lainnya tak akan tumbuh. Ini adalah salah satu anugerah bagi Krayan yang tidak bisa diambil oleh orang lain," tuturnya.
Musim panen padi di Krayan hanya bisa satu kali dalam setahun. Dan proses menanam hingga panen, memakan waktu hingga 6 bulan.
"Di Krayan kita panen sekali enam bulan saja. Tidak bisa dua kali dan kita sudah pernah coba, dan tidak berhasil. Setelah panen, selama 6 bulan sawah kita biarkan diinjak-injak kerbau atau kita lepas sapi begitu saja selama 6 bulan di sana. Nanti kerbau akan buang kotoran, dan langsung menjadi pupuk di sawah," jelasnya.
![]() |
Bicara soal padi Krayan, Alex menuturkan bahwa banyak varietas padi yang tumbuh di Krayan. Namun yang saat ini dikembangkan dan unggul adalah beras Adan.
"Dari dulu kita orang Krayan makan beras organik. Terdapat beberapa varietas padi Krayan, ada 36 jenis yang tumbuh. Namun yang dikembangkan hanya beberapa saja. Jika dilihat yang paling menguntungkan atau menghasilkan adalah beras Adan yang tiga jenis itu, beras merah, putih dan hitam," tambah Alex.
"Tanah Krayan memang spesial," tutupnya.
Simak Video "Ujung Tombak Ekonomi Perbatasan Indonesia-Australia"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/krs)