Larangan buat Aksi 'Tentara Amerika' di Spot Foto Populer

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Larangan buat Aksi 'Tentara Amerika' di Spot Foto Populer

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Rabu, 20 Nov 2019 19:59 WIB
Foto: Checkpoint Charlie (iStock)
Berlin - Polisi di kota Berlin, Jerman melarang aksi seniman jalanan yang memerankan tentara Amerika di Checkpoint Charlie, nama yang diberikan oleh Sekutu Barat untuk titik penyeberangan antara Berlin Timur dan Berlin Barat di Tembok Berlin. Tempat ini kerap didatangi wisatawan untuk berfoto dengan 'tentara'.

Dilansir dari Travel+Leisure, di Checkpoint Charlie para seniman jalanan yang berkostum tentara Amerika acapkali meminta uang secara agresif kepada para turis yang ingin berfoto bersama mereka. Praktik ini telah dilakukan hampir 20 tahun. Pihak berwajib Berlin pun menyebut para aktor itu telah mengeksploitasi wisatawan.

Turis mengklaim mereka dilecehkan bahkan diikuti saat menolak untuk membayar. Biaya yang harus turis keluarkan untuk berfoto dengan para seniman jalanan ini adalah $4,50 atau sekitar Rp 63.000.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Aktor-aktor ini ternyata adalah bagian dari perusahaan Dance Factory. Otoritas Berlin telah mencabut lisensi kelompok tersebut setelah polisi menyamar sebagai turis dan kemudian jadi korban dimintai bayaran.

Namun, Tom Luszet selaku pimpinan Dance Factory membantah semua laporan yang dituduhkan. Dia bersikeras bahwa para pelaku tidak mengganggu turis dan hanya meminta sumbangan sukarela. Dia juga mengatakan bahwa pencabutan lisensi grup pertunjukannya adalah karena masalah teknis.

"Jika saya menghasilkan uang sebanyak itu, saya menjadi seorang jutawan sekarang. Semuanya bohong," kata Tom.




Karena larangan itu, dia mengaku harus memecat 6 karyawannya. Bagaimana pun juga, sekarang para seniman yang memerankan tentara Amerika di Check Point Charlie telah dilarang. Tak ada lagi 'tentara Amerika' yang berjejer dan diramaikan wisatawan untuk dimintai foto.

Menurut sejarah, tembok Berlin ini memisahkan Berlin Barat dan Timur dari tahun 1961 sampai 1989. Check Point Charlie merupakan tempat di mana banyak warga Berlin Timur yang mencoba melarikan diri ke Barat. Banyak warga yang meninggal dunia saat melarikan diri.

Tahun 1962, Checkpoint Charlie menjadi satu-satunya pos tempat melakukan pemeriksaan ketat terhadap diplomat, jurnalis dan orang-orang asing yang ingin memasuki wilayah Jerman Timur ataupun sebaliknya. Ketika tembok runtuh, Check Point Charlie menjadi tempat yang populer bagi wisatawan.





(elk/elk)

Hide Ads