Ketenaran hiu dalam dunia kuliner rasanya sudah begitu terdengar dari mana-mana. Popularitas hiu yang bersinar, perburuan pun makin membabi buta.
Apalagi kalau bicara soal sirip hiu. Digunakan sebagai bahan utama dalam masakan sop, sirip hiu dapat bernilai belasan juta rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itu baru siripnya. Tahukah kamu, kalau seluruh bagian dari tubuh hiu juga banyak dimanfaatkan?
Dalam dunia medis, tulang rawan hiu dikenal sebagai obat anti kanker. Obat ini dikenal dengan nama tura hiu, harganya mencapai Rp 750.000 per 2 kg.
"Daging hiu itu diasinkan, diasap, dan disate untuk dikonsumsi masyarakat," ujar dalam kandungan sudah bersifat kanibalisme atau saling memangsa," ujar Peneliti Hiu dan Pari Badan Riset Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP), Dharmadi, Senin (2/12/2019).
Beda lagi dengan kulit hiu. Bagian ini dijadikan sebagai aksesoris dan komoditi masyarakat. Contohnya tas, sepatu dan aksesoris lainnya.
"Kecuali jenis hiu karet atau prionace glauca, kulitnya dijadikan sebagai bahan krupuk," jelas Dharmadi.
![]() |
Fosil rahang dan gigi hiu juga dicari oleh para kolekter. Rahang akan digunakan untuk pajangan, sedangkan giginya ada juga yang dijadikan perhiasan seperti anting, gelang dan kalung.
Bagian terakhir adalah minyak hati hiu. Minyak hati hiu memiliki kandungan omega 3 yang tinggi, terutama jenis hiu dalam.
"Hiu dalam yang masuk famili Squalidae dan Centrophoridae biasanya mengandung omega 3 yang tinggi. Minyak hati biasanya di ekspor ke Jepang," lanjut Dhamadi.
Mulai dari sirip, daging, tulang rawan, kulit sampai minyak hati hiu bernilai tinggi dalam kehidupan masyarakat. Iniah mengapa perburuan hiu semakin marak dan beberapa jenisnya mulai terancam punah.
Padahal, laut sangat membutuhkan hiu. Perannya bukan cuma sebagai predator tapi juga penjaga ekosistem laut. Setelah membaca artikel ini, mudah-mudahan detikers semakin sayang sama hiu ya..
(bnl/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!