Penumpang pesawat seringkali kehilangan koper atau tas yang masuk ke dalam bagasi. Ada saja tas yang tertinggal di bandara awal atau kesasar ke bandara lain.
Menurut data dari Perusahaan teknologi penerbangan (SITA) tahun 2017, ada 22,7 juta tas penumpang yang mengalami salah penanganan. Kalau dirinci, ada 6 tas dari 1.000 penumpang yang tasnya hilang atau salah kirim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sensor pembaca label ini akan secara otomatis bekerja ketika koper-koper diturunkan dari pesawat. Koper-koper yang masuk akan tercatat dan masuk conveyer belt.
Teknologi ini akan mempermudah pihak Bandara Changi dalam melacak tas atau koper penumpang. Barang bagasi yang masuk akan tercatat rapi dalam sistem.
Saat ini baru Terminal 3 saja yang memiliki teknologi ini. Rencananya, terminal-terminal lain akan dipasangkan sensor canggih ini dengan segera.
International Air Transport Association (IATA) merencanakan resolusi baru untuk mengurangi penanganan tas yang salah. Ada 4 titik utama yang harus jadi tempat pelacakan bagasi, yaitu serah terima koper penumpang ke maskapai, saat bagasi memuat ke pesawat, koper yang dikirim ke area transfer dan kembali ke penumpang.
Bandara Internasional Changi ingin tiap wisatawan yang datang ke Singapura tidak mengalami hal tersebut. Sehingga berbagai inovasi terus dilakukan untuk kenyamanan penumpang.
(bnl/krs)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol