Perahu layar ini berhasil dibangun kembali dan akan berlayar dari Makassar menuju ke Darwin, Australia. Rencananya, perahu Padewakang yang diberi nama Nur Al Marege akan memulai pelayaran pada Minggu esok (8/12/2019) dari Pantai Losari, Makassar.
Perahu Padewakang yang dibuat khusus selama 6 bulan spesialis pembuat kapal kayu di Tana Beru, Bulukumba yang dikomandoi Haji Usman. Perahu Padewakang dengan ukuran14,5 x 4,2 meter, tinggi 2 meter berbahan baku utama kayu bitti, sama dengan bahan kapal Pinisi. Setelah dirampungkan oleh para "Panrita Lopi" di Bulukumba, Perahu Padewakang kini berada di Pantai Losari, Makassar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain digunakan mencari Teripang, lanjut pria yang akrab disapa Iwan Mandar, perahu Padewakang di abad 15 hingga abad 18, digunakan untuk mengangkut rempah-rempah dari Maluku dan kain sutra Bugis dibawa pedagang Bugis ke Malaka, Johor (Malaysia) dan Temasek (Singapura).
"Kita akan start dari Pantai Losari, sambil menunggu datangnya angin muson barat yang menggerakkan perahu dari Makassar menuju Selayar, lalu masuk ke Laut Flores di sebelah barat Maumere dan akan mampir di Saumlaki, Kepulauan Tanimbar sebelum menyeberang ke Darwin," ujar Iwan.
![]() |
Iwan menyebutkan, jarak pelayaran Makassar menuju Darwin sekitar 1100 mil laut atau 2000 km, dengan perkiraan akan ditempuh pelayaran hingga pertengahan Januari 2020 nanti. Selama pelayaran nanti, perahu Padewakang yang terdiri dari pelaut Makassar-Mandar ini akan dikawal kapal bodi dari Majene hingga di Kepulauan Tanimbar, sebelum masuk ke perairan Australia.
Menurut Iwan, dari data sejarah Australia diketahui nelayan Makassar pencari teripang sekitar 70 tahun lebih dulu tiba di tanah Aborigin sebelum penjelajah asal Inggris James Cook melakukan pemetaan garis pantai Australia di tahun 1770, yang kemudian disusul kedatangan orang-orang Eropa ke Australia.
Iwan menambahkan, perahu Padewakang Nur Al Marege ini merupakan replika perahu Padewakang ketiga yang masih ada, sejak perahu Padewakang dinyatakan "punah" di tahun 1930.
Replika perahu pertama dibangun tahun 1987 dan diberi nama Hati Marege, yang diinisiasi dan dilayarkan dalam Ekspedisi Pelayaran Teripang ke Darwin, oleh peneliti Australia, Peter Spillet. Kini perahu Hati Marege disimpan di Museum Maritim Darwin.
Sedangkan replika Padewakang kedua kini tersimpan di Museum Liege di Belgia. Sebelumnya perahu yang juga dibuat Haji Usman di Tana Beru, Bulukumba dan dirakit kembali di Belgia, dan dipamerkan di festival Europalia, di Brussel, Belgia, 10-24 Oktober 2017 lalu.
Baca juga: Surga Snorkling Ini Bernama Balablakang |
Iwan mengungkapkan, inisiasi pelayaran Makassar-Darwin ini disponsori oleh Shaykh Wesam Charkawi dari Institut Abu Hanifah di Sidney. Warga Australia keturunan Lebanon ini menggelontorkan dana sekitar Rp 1 miliar dalam pembuatan perahu dan ekspedisi pelayaran dari Makassar ke Darwin. Sejauh ini, ekspedisi pelayaran jejak budaya maritim di Sulsel, belum pernah disponsori pemerintah.
"Sebelum pelayaran Padewakang kedua ke Darwin, tahun 2011 lalu anggota Korpala Unhas pernah juga berlayar menggunakan perahu Sandeq, perahu khas dari Mandar, perahunya juga disimpan di Museum Darwin," pungkas Iwan yang juga penulis buku Orang Mandar Orang Laut.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum