![]() |
Apa akibat dari pembatasan perjalanan ini? Biasanya destinasi wisata seperti Angkor Wat di Kamboja, Istana Emas di Bangkok atau Istana Kekaisaran di Tokyo yang biasanya sibuk terasa lebih sepi.
Menurut sebuah laporan oleh ForwardKeys, sebuah perusahaan analitik perjalanan yang memantau 17 juta transaksi pemesanan sehari, dampak virus corona sangat penting. Seharusnya, Tahun Baru Imlek adalah musim perjalanan tersibuk tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan itu menganalisis pemesanan perjalanan dari periode liburan Imlek, dari 19 hingga 26 Januari. Mereka menemukan bahwa pemesanan naik 7,3% dibandingkan dengan angka 2019.
Namun, setelah larangan perjalanan berlaku, perusahaan melacak penurunan 6,8% dalam pemesanan. Asia Pasifik paling terpukul, biasanya mereka menyambut 75% turis Imlek dari China.
Pemesanan sudah turun 1,3% sebelum larangan. Pemesanan itu turun lagi menjadi 15,1% seminggu kemudian.
"Eropa relatif lebih baik, sementara Amerika Utara sudah tidak terlihat positif sebelum larangan bepergian. Setelah itu, turun menjadi 22,5%. Tidak ada pemenang dalam seluruh situasi ini," kata Olivier Ponti, vice president of insights at ForwardKeys.
Selanjutnya, dampak ketiadaaan turis China di destinasi-destinasi dunia:
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!