Kata Pengusaha Travel, Batalkan Rencana Menginap di Singapura

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kata Pengusaha Travel, Batalkan Rencana Menginap di Singapura

Herdi Alif Al Hikam - detikTravel
Selasa, 11 Feb 2020 18:27 WIB
Sunrise di Merlion, Singapura
Foto: Gilang Negara/d'Traveler
Jakarta -

Otoritas Singapura meningkatkan kewaspadaan virus corona pada level warna oranye. Namun dari Indonesia masih ada saja biro travel yang menawarkan paket liburan menuju Singapura.

Dari kabar yang didapatkan detikcom, travel agent tersebut memberikan paket liburan berupa perjalanan ke Singapura, Malaysia, dan Thailand mulai tanggal 11 hingga 17 Februari ke depan.

Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agen Indonesia (Astindo) Pauline Suharno paket liburan itu masih bisa terlaksana. Hanya saja untuk menghindari penyebaran virus corona, kemungkinan harus merubah rencana perjalanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apabila ada rencana menginap di Singapura harus dibatalkan dan mengalihkannya ke Malaysia yang masih aman.

"Jadi kembali lagi atas kesepakatan bersama jika memang ada kekhawatiran penyebaran CoV yang semakin parah, bisa skip menginap di Singapura. Lalu ganti stay di Malaysia yang relatif saat ini masih lebih aman," kata Pauline kepada detikcom.

ADVERTISEMENT

Namun menurut sepengatahuannya memang dengan tiga rute paket perjalanan Singapura-Malaysia-Thailand peserta tur kebanyakan tidak menginap di Singapura melainkan di Johor, Malaysia yang lebih murah.

"Tapi memang, setahu saya rute tiga negara tadi umumnya tidak menginap di Singapura tapi menginap di Johor untuk menekan cost," sebut Pauline.

Sebelumnya, Singapura sudah meningkatkan status kewaspadaan negaranya menjadi siaga corona. Hal ini dilakukan setelah ditemukan tiga kasus baru terkait wabah tersebut.

Per hari Jumat (7/2/2020), jumlah pasien yang positif terjangkit virus corona di sana sudah meningkat menjadi 33 penderita.

"Karena sekarang ada beberapa kasus lokal tanpa kaitan dengan kasus-kasus sebelumnya atau sejarah perjalanan ke China, kami telah meningkatkan penilaian risiko kami," ujar seorang pejabat Kementerian Kesehatan Singapura dikutip detikcom dari Reuters, Jumat (7/2/2020).




(dna/ddn)

Hide Ads