Trik Travel Agent Siasati Larangan Penerbangan ke China

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Trik Travel Agent Siasati Larangan Penerbangan ke China

Putu Intan Raka Cinti - detikTravel
Rabu, 12 Feb 2020 20:16 WIB
392 jemaah haji kloter 1 embarkasi Aceh tiba di Tanah Rencong. Satu jemaah dalam kloter ini meninggal di tanah suci. Mereka mendarat di Bandar Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Selasa (3/9/2019) sekitar pukul 16.17 WIB.
Islutrasi travel agent menyiasati penawaran tiket penerbangan kepada traveler saat virus Corona merebak.(Agus Setyadi/detikTravel)
Jakarta -

Penerbangan dari dan ke China telah ditutup akiat virus Corona. Untuk menyiasati penurunan transaksi travel agent akan mendorong perjalanan di dalam negeri.

Virus Corona yang mewabah di berbagai negara, dengan kasus terbanyak terjadi di China membuat penerbangan dari dan ke negara tersebut telah dihentikan. Hal ini berdampak pada penurunan jumlah wisatawan yang melancong ke luar negeri.

"Jumlah wisatawan Indonesia berkurang, pasti berkurang ya sekarang. Terutama di China, yang ke China itu banyak sekali berkurang. Saya kira yang ke China berkurang 100 persen karena sama pemerintah enggak boleh dan penerbangan juga sudah tidak ada yang ke sana," kata Ketua Astindo, Elly Hutabarat, ketika ditemui detikcom, Selasa (11/2/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penurunan ini juga berdampak pada travel agent selaku pihak yang menjual tiket dan paket wisata ke China dan beberapa negara lainnya.

"Ada penurunan sedikit ya. Seperti ke Jepang mereka masih takut dan sebagainya. Tapi enggak terlalu banyak ya di luar China. Saya lihat yang ke Singapura masih full tuh,"dia menambahkan.

ADVERTISEMENT

Kendati transaksi lewat travel agent tak banyak mengalami penurunan, dia bilang wabah virus Corona itu menimbulkan gejolak dalam industri pariwisata.

"Ada gejolak pasti ada karena ada yang takut, mereka akan menunda dan mengalihkan destinasi liburan. Untuk pengalihan destinasi itu dalam grup tur tadinya ke China bisa jadi ke Jepang, ke Thailand, Korea, Malaysia, atau Bali," ujarnya.

Dalam menghadapi kondisi tersebut, Astindo sebagai asosiasi yang membawahi travel agent di Indonesia dan juga akan mengadakan pameran perjalanan itu tetap optimis bahwa traveler akan tetap berwisata.

"Saya sih yakin karena di Indonesia itu kan enggak ada apa-apa sebenarnya. Orang masih datang kemana-mana. Lagipula orang melakukan reservasi bukan untuk pergi sekarang tetapi pada masa liburan atau lebaran, masih dua atau tiga bulan lagi. Saya yakin kita tetap bisa menjual tapi ada pengurangan sedikit," dia menjelaskan.

Elly juga menjelaskan bahwa Astindo memberikan subsidi untuk paket wisata domestik untuk mendorong orang-orang berwisata di dalam negeri.

"Kita subsidi Rp 200 juta untuk paket-paket dalam negeri untuk lebih bisa menggairahkan pariwisata domestik,"katanya.

Sementara itu, tim humas Astindo, Medeline juga menekankan bahwa travel agent saat ini sedang berupaya mendorong wisata domestik sebagai konsekuensi dari penurunan jumlah wisatawan yang bepergian ke luar negeri.

"Dengan adanya Instagram yang begitu luar biasa, domestik tur jauh lebih meningkat. Orang ke Jepang nilainya sudah bisa dipindahkan ke Labuan Bajo. Yang jelas untuk domestik akan lebih ditingkatkan apalagi sekarang harga tiket domestik sudah turun dan sudah banyak influencer yang mengangkat objek wisata yang belum terlihat," Medeline menerangkan.

Hal ini juga didukung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASTINDO, Pauline Suharno yang menjelaskan bahwa travel agent mennyiasati wisatawan yang tak jadi ke luar negeri dengan mengalihkannya ke destinasi dalam negeri.

"Ini kan sekarang semua dibatalkan nih (penerbangan), Hainan dibatalkan, Kunming dibatalkan, ini kan budgetnya Rp 5 juta, nah kita dengan Rp 5 juta kita bisa kemana nih di domestik? Kita coba switch mereka daripada ini duit kita balikin utuh ke konsumen mendingan kan, yuk kita switch destination," dia menuturkan.

Menurut Pauline, cara ini berhasil dilakukan.

"Itu sudah dilakukan dan lumayan ada yang berhasil karena kebetulan waktunya melakukan perjalanan sudah mereka tentukan. Daripada nanti ngatur waktu lagi, susah, mendingan tetap jalan misalkan ke Bali, ke Lombok, ke Belitung dengan budget yang kurang lebih sama,"ujar dia.




(pin/fem)

Hide Ads