Lonely Planet, penerbit buku panduan traveling terkenal di dunia, harus mengucapkan 'Selamat Tinggal' kepada traveler. Karena menurunnya penjualan akibat wabah virus Corona, Lonely Planet harus menutup kantornya di Melbourne, Australia.
"Akibat dampak COVID-19 terhadap permintaan dan penjualan, Lonely Planet membuat keputusan sulit dengan mengurangi operasional penerbitan hingga beberapa waktu ke depan," ujar juru bicara Lonely Planet seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, Sabtu (18/4/2020).
Lonely Planet akan tetap meneruskan untuk mencetak buku panduan perjalanan yang sudah populer, tapi mereka tidak akan mencetak buku baru, buku anak-anak maupun majalah Lonely Planet.
Didirikan tahun 1973 oleh Tony Wheeler, Lonely Planet sangatlah populer sebagai buku panduan perjalanan. Sebelum era internet, Lonely Planet sangat diandalkan untuk info wisata di negara yang belum pernah kita kunjungi.
Sebagai pendiri Lonely Planet, Tony Wheeler pun merasa sangat sedih begitu mendengar kabar penutupan tersebut.
"Apakah saya sedih? Tentu saja. Saya sedih atas banyak hal. Siapa yang bakal menyangka ini akan terjadi pada dunia pariwisata," kata Tony.
Baca juga: Ketika Tony Fernandes Kangen Liburan ke Bali |
"Lonely Planet tetap ada di rak buku selama 50 tahun ke depan tentu sebuah prestasi, tapi apakah itu akan terjadi? Saya tidak tahu. Jika tidak ada pasar untuk pesawat terbang, maka tidak akan ada juga pasar untuk buku panduan perjalanan," imbuh Tony.
Sebuah sumber di Lonely Planet mengatakan akan ada pengurangan karyawan hingga 80 orang di kantor mereka di Melbourne. Selain di Melbourne, kabarnya Lonely Planet akan mengurangi operasional kantor mereka di Amerika Serikat, India dan juga di Irlandia.
(wsw/msl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol