Di kalangan warga Lombardy, tak sedikit juga yang mendukung langkah lockdown itu. Semua demi kebaikan bersama.
"Tentu saja saya merasa sedikit panik dan takut, tapi saya setuju dengan kebijakan ini dan merasa malu pada siapa pun yang meninggalkan Lombardy dan kabur tanpa tanggung jawab. Mereka beresiko menularkan orang terdekat mereka," ujar Alessia Scoma (30), konsultan bisnis asal Milan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, tak sedikit juga penduduk Lombardy yang merasa berat dengan kebijakan tersebut. pasalnya, mereka punya keluarga yang harus mereka urus di luar Lombardy.
"Ibu saya tinggal di Bergamo. Dia sudah berusia 70 tahun dan telah bertahan menghadapi sejumlah penyakit serius. Bayangan saya tak dapat menghubunginya untuk beberapa minggu atau bulanan serta spekulasi buruk yang dapat menimpanya membuat saya tak bisa bernapas," ujar Francesca Nava (45), seorang jurnalis dari Roma.
Keputusan pemerintah Italia untuk menutup akses Italia Utara memang belum pernah terpikirkan atau dilakukan sebelumnya. Tapi, menurut penasihat Kemenkes Italia sekaligus anggota WHO, Walter Ricciardi, keputusan untuk mengunci wilayah itu perlu dilakukan.
"Kita harus bertanggung jawab, dan dengan bertanggung jawab kita mengeluarkan kebijakan yang menyangkut orang banyak. Sekali pun ini sangat sulit untuk dipahami," ujar Ricciardi.
Dari tanggal penutupan Italia Utara pada 8 Maret hingga 9 Maret saja, tercatat lonjakan kasus secara nasional sebanyak hampir 2.000 kasus. Dianggap belum berhasil, Pemerintah Italia melakukan lockdown secara nasional pada 10 Maret atau dua hari setelahnya dan diperpanjang hingga 3 Mei mendatang.
Akibat ulah para pemudik yang panik dari pusat epidemi di Italia Utara, kini COVID-19 juga telah menyebar ke wilayah Selatan Italia seperti Publia, Campania dan Sisilia yang tadinya aman dari corona.
Menurut situs pemantau COVID-19 John Hopkins, hingga saat ini ada 187.327 kasus positif COVID-19 di Italia. Tercatat, ada sekitar 25.085 orang yang meninggal dunia di Italia. Jangan sampai kita di Indonesia mengikuti jejaknya.
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol