Sejak periode Kemenpar yang lalu, destinasi super prioritas dan prioritas kerap digadang sebagai andalan oleh pemerintah. Hanya Komisi X DPR mempunyai rujukan lain.
Obrolan menarik seputar pariwisata baik di tengah COVID-19 dan sesudahnya itu turut dibahas dalam Webinar Bincang Bisnis ASITA (Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia), Sabtu (25/4/2020) yang digelar online via Zoom
Dari sisi ASITA hadir sang Ketua Umum Rusmiati dan Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, yang turut membidangi pendidikan, pariwisata, ekonomi kreatif, pemuda dan olahraga. ADa dua hal utama yang digaris bawahi Huda dalam obrolannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada dua hal yang mau saya sampaikan. Saya mendorong teman-teman untuk melakukan inisiatif terobosan kreatif untuk dunia pariwisata kita. Saya akan ajak mas Tama (Menparekraf) untuk berkolaborasi secara maksimal dengan teman-teman sekalian. Ini pasti butuh waktu transisi. Ambil inisiatif dan terobosan, karena kita tak bisa menunggu siapa pun," ujar Huda di hadapan media dan pelaku industri pariwisata.
![]() |
Lebih lanjut, Huda pun meminta segenap pelaku pariwisata untuk menyukseskan destinasi-destinasi lain di luar destinasi besar yang sudah maju.
"Yang kedua saya mau mengajak bapak ibu sekalian untuk mendorong tumbuhnya destinasi-destinasi baru di luar destinasi besar, baik kategori super prioritas atau prioritas yang sedang didorong pemerintah. Destinasi baru yang sedang terus tumbuh dan akan jadi trend di masa mendatang yaitu tumbuh berkembangnya desa-desa wisata di kita," Huda menjelaskan.
Selain berpotensi mendatangkan devisa, desa wisata juga dianggap Huda sebagai salah satu destinasi yang dapat menyejahterakan masyarakat secara langsung.
![]() |
"Kenapa saya dorong desa wisata ini jadi destinasi alternatif masa depan pariwisata kita? Karena nanti di desa-desa ini akan melibatkan rakyat secara langsung. Banyak desa wisata yang sudah berkontribusi cukup cepat membawa kesejahteraannya. Industri selfie ini jadi tren dan di desa-desa, karena keterbatasan ruang datang ke desa masing-masing," ujar Huda.
Berdasarkan data dari Potensi Desa (Podes) tahun 2018 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 1.734 desa wisata di seluruh Indonesia yang tersebar di masing-masing kepulauan. Di mana mayoritas terbanyak desa wisata ada di Pulau Jawa dan Bali.
(rdy/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!