Jakarta -
Gara-gara wabah virus Corona, para travel influencer kini tak lagi bergaya hidup mewah. Pekerjaan mereka banyak yang dibatalkan, pemasukan pun seret.
Travel Influencer atau Travel Content Creator jadi salah satu profesi yang sangat terdampak oleh wabah Corona. Sudah beberapa minggu ini mereka sepi job. Banyak tawaran pekerjaaan yang dibatalkan, demikian juga dengan undangan dari pihak sponsor.
"Trip terakhir saya di bulan Februari. Seharusnya saya ke Finlandia pada bulan Maret, ke Etiopia di bulan April dan ke Maldives minggu depan, saya mungkin menghabiskan setengah tahun berada di luar negeri," ungkap Alex Outhwaite, salah satu content creator traveling dikutip dari BBC, Selasa (28/4/2020).
Tapi apa yang diungkapkan Alex tadi ternyata hanyalah sebatas rencana saja. Kenyataannya, semua jadwal travelingnya batal gara-gara pandemi Corona. Semuanya pun berbalik 180 derajat bagi Alex.
"Keadaan kini terbalik. Ada batasan berapa lama saya bisa bertahan dengan pemasukan dan tabungan yang saya miliki saat ini," imbuhnya.
Alex Outhwaite, influencer terdampak Corona (dok. Instagram) |
Hal yang sama juga dirasakan oleh Karen Beddow yang beralih profesi sebagai travel blogger dengan situs bernama Mini Travellers. Karen yang sebelumnya bekerja sebagai pengacara kini merasakan pemasukannya menurun sangat drastis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak tanggung-tanggung, persentase penurunannya mencapai 95%, jadi tinggal 350 Poundsterling sebulan atau setara Rp 6,9 jutaan. Dari semula yang bisa mencapai Rp 138 jutaan dalam sebulan.
"Ini bisnis kecil yang saya bangun sejak 6 tahun terakhir. Saya sudah menginvestasikan banyak waktu di dalamnya. Saya rasa orang tidak peduli betapa banyak usaha yang saya lakukan di balik layar. Kamu harus bisa mengambil gambar, mengedit video, mengirim invoice, memperbaiki situsmu sendiri, sampai menjawab email," kata Karen.
Tak Lagi Bergaya Mewah..
Tak Lagi Bergaya Hidup MewahGara-gara wabah virus Corona, para travel influencer kini tak lagi bisa bergaya hidup mewah. Mari simak penuturan Israel Cassol, selebgram yang juga dikenal sebagai Birkin Boy.
Ya, Israel kerap berpergian dan berfoto di berbagai lokasi sambil menenteng tas Birkin berharga ratusan juta yang jadi koleksinya. Israel mendapat bayaran ratusan Poundsterling dari brand-brand yang ingin dipromosikan dan datang ke acara-acara fashion ternama.
Tapi itu dulu, sebelum ada pandemi Corona. Sekarang, Israel sampai harus meminjam uang kepada bapaknya hanya untuk sekadar bertahan hidup.
"Semuanya dibatalkan. Biasanya, saya mengunggah foto dengan tas dan pakaian mewah saya. Tapi sekarang, tidak ada orang yang mau melihat itu. Tidak ada orang yang tertarik dengan fashion karena mereka tidak bisa pergi kemana-mana," keluh Israel.
Israel Cassol, influencer terdampak Corona (dok. Instagram) |
Menurunnya pendapatan para travel influencer ini melahirkan sebuah fenomena sosial baru. Banyak dari mereka yang sampai hati meminta donasi kepada para followersnya.
Di Twitter, sudah tak terhitung berapa banyak blogger yang mengunggah link minta donasi kepada para followersnya. Tak cuma minta donasi, para blogger ini juga meminta para penggemarnya untuk memberikan mereka hadiah, bahkan mengirimi mereka uang dengan dalih berbagi kebaikan.
"Untuk semua yang punya masalah dengan saya karena meminta donasi, ingatlah saya sedang tidak bisa bekerja. Jadi buat mereka yang ingin membantu, saya merasa bahagia bisa dihargai atas kerja keras yang saya lakukan ketika membuat content yang menyenangkan," ucap Mandy Rose Jones, salah satu influencer yang meminta donasi ke followersnya.
Pelajaran yang Bisa Dipetik
Tidak semua influncer seperti Mandy Rose Jones. Ada juga yang seperti Tabby Warley yang menjadikan dunia Instagram sebagai kegiatan part timenya saja.
Tabby tetap bekerja di industri retail sebagai mata pencaharian utamanya. Jadi ketika pemasukannya dari Instagram sedang menurun akibat pandemi Corona, dia tidak merasa begitu terdampak.
"Saya beruntung, Instagram saya hanya jadi penghasilan tambahan yang saya tabung untuk membeli rumah," ucapnya pendek.
Menurut Tabby sangat masuk akal jika di masa pandemi Corona seperti sekarang, kebiasaan orang berubah dan mengakibatkan pemasukan mereka berkurang, sehingga orang-orang akan melakukan penghematan.
"Di dunia sebelum Corona, trennya adalah menghabiskan uang untuk marketing dan membayar influencer. Sangat masuk akal jika bujet itu yang dipotong duluan," terang Tabby.
Tabby, influencer terdampak Corona (dok. Instagram) |
Khyara Ranaweera, direktur sebuah agensi digital di bidang lifestyle membenarkan hal tersebut. Dia menyebut bujet untuk iklan memang sedang dipangkas drastis dan influencer adalah orang pertama yang akan kehilangan pekerjaan.
Khyara menyarankan agar para influencer ini lebih kreatif untuk membuat konten yang beda dari biasanya. Apabila industri berubah, para influencer juga harus bisa menyesuaikan.
"Saya yang tadinya membuat foto trend outfit liburan spring/summer, jadi sekarang bikin foto outifit untuk kerja di rumah. Keadaan memaksa saya untuk jadi lebih kreatif," sambung Tabby.
Bagi Israel, pandemi Corona menyisakan sebuah pelajaran berharga. Dirinya harus lebih bijak dengan uang. Israel pun sudah memutuskan dirinya tidak akan membeli tas Hermes baru tahun ini.
"Saya mencoba realistis saat ini. Saya tidak akan membeli tas Hermes tahun ini. Yang saya pelajari dari virus Corona ini adalah, kita harus lebih bijaksana dengan uang. Saya tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk barang-barang mewah. Saya bisa menggunakan lagi pakaian saya dan memadupadankan mereka dengan biaya yang murah," tutup Israel.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!