Selain gemar traveling, Nicholas Saputra juga cinta akan gajah dan alam liar. Kecintaannya itu pun tampak dalam aksinya untuk Tangkahan.
Populer lewat film Ada Ada Dengan Cinta (AADC) besutan Rudy Soedjarwo, nama aktor Nicholas Saputra perlahan mulai identik sebagai aktivis dan pecinta alam. Hal itu pun tampak lewat foto-fotonya yang menceritakan tentang alam Indonesia.
Hanya dari sekian tempat yang ada di Indonesia, nama Tangkahan di perbatasan Sumatera Utara dan Aceh dikenal sebagai satu yang paling istimewa bagi Nicholas. Seperti diketahui, Tangkahan dikenal sebagai kawasan ekowisata yang masuk ke dalam Taman Nasional Gunung Leuser.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tempat itu pun dikenal sebagai kawasan perlindungan gajah, sang mamalia raksasa yang membuat Nicholas jatuh hati. Kabar itu pun kian terungkap dalam obrolan IG Live antara Nicholas dengan sineas Mira Lesmana pada Senin beberapa pekan lalu (27/4).
Kisah itu berawal pada 2005 atau setahun setelah tsunami melanda Aceh. Saat itu, Nicholas banyak melakukan perjalanan ke Aceh untuk membantu lembaga swadaya masyarakat (NGO).
"Saat itulah, akhirnya saya bisa melihat gajah secara langsung. Matanya punya sesuatu, mereka gentle giant, besar dan sangat lembut dan resonan, nyambung aja," kata Nicholas.
Kabar terkini, pandemi COVID-19 disebut tengah mengancam Tangkahan. Tiadanya turis yang datang turut mengancam keberlangsungan hidup para guide setempat hingga para gajah yang dibina di kawasan itu.
Tidak tinggal diam, Nicholas pun melakukan penggalangan dana untuk Tangkahan lewat petisi 'Bantu Masyarakat Ekowisata Tangkahan dan Para Mahout Gajah' di salah satu situs berbagi.
"Perkenalkan saya Nicholas Saputra. Mungkin teman-teman sering melihat saya berbagi foto-foto gajah di Instagram. Melalui galang dana ini saya mau bercerita tentang gajah, mahout (pawang gajah), ranger, serta masyarakat yang berada di ekowisata Tangkahan dan di Aceh yang terdampak COVID-19," tulis Nicholas.
Dalam petisi itu, Nicholas menekankan pentingnya keberlangsungan hidup para Mahout atau pawang gajah dalam ekosistem tersebut. Diketahui, aksi memandikan gajah di sana kerap menjadi daya tarik dan sarana edukasi bagi wisatawan. Namun, kondisi itu kian terancam.
"Seperti kita ketahui sektor pariwisata adalah sektor yang secara ekonomi paling terdampak sangat besar oleh pandemi COVID-19 ini. Kini sudah hampir 2 bulan ekowisata Tangkahan ditutup baik untuk turis asing maupun domestik. Yang menyebabkan masyarakat tidak mendapatkan penghasilan," lanjut Nicholas.
![]() |
Di tengah kesulitan tersebut, para Mahout pun harus berjuang ekstra keras untuk menahan konflik antara gajah liar dan manusia yang kerap terjadi di sana. Upaya yang kerap dilakukan lewat patroli itu pun juga memakan biaya operasional, padahal tak ada pemasukan selama dua bulan ini.
Berbekal petisi tersebut, saat ini telah terkumpul donasi sebesar Rp 217 juta. Masih butuh sekitar Rp 500 juta lebih untuk mencapai target sebesar Rp 750 juta. Nantinya seluruh uang itu akan dipergunakan demi kebaikan Tangkahan dan seluruh masyarakatnya.
"Donasi yang diberikan akan berupa sembako untuk masyarakat kurang mampu, anak yatim, mahout, dan ranger di sekitar ekowisata Tangkahan. Serta membantu operasional perawatan dan patroli gajah," ajak Nicholas.
Petisi itu pun kian menunjukkan kecintaan Nicholas pada Tangkahan dan gajah di dalamnya. Apabila punya sedikit biaya lebih, mungkin tak ada salahnya traveler sekalian berdonasi untuk para gajah dan mahout di Tangkahan. Besaran nominal tentu bukan masalah, melainkan kepedulian itu sendiri.
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol