Traveler tentu masih ingat para penari peti jenazah Ghana Pallbearers yang sempat viral lewat meme. Kini, mereka mengingatkan traveler untuk tetap di rumah.
Pandemi COVID-19 yang terjadi di hampir seluruh negara dunia tengah jadi perhatian banyak orang, termasuk para penari peti jenazah Ghana Pallbearers yang populer di dunia maya.
Setelah video editannya viral di dunia maya, sekelompok penari peti jenazah yang diketuai oleh Benjamin Aidoo ini juga turut menyuarakan kepedulian mereka akan isu virus Corona. Salah satunya, lewat ajakan untuk tetap #dirumahaja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbauan itu pun tampak lewat foto cover di laman Facebook milik Benjamin Aidoo. Dilihat detikcom, Kamis (7/4/2020), foto cover itu memperlihatkan Aidoo dan timnya serta masker di mulut mereka.
Aidoo dan timnya yang tergabung dalam Nana Otafrija Pallbearing & Waiting Services itu pun punya pesan khusus, terkait COVID-19.
"Tinggal di rumah atau menari bersama kita," tulisan di foto cover tersebut.
Pesan itu pun tentu bermakna peringatan agar traveler sekalian tinggal di rumah untuk menghindari sekaligus menekan kurva pasien penderita corona. Kalau tetap nakal, siap-siap saja digotong dan diajak berjoged oleh Aidoo dan rekan-rekannya. Mungkin demikian bunyi pesannya.
![]() |
Hanya karena populer lewat memenya yang viral, agaknya para penggemar Aidoo dan rekan-rekan penarinya malah lebih berkeinginan untuk bertemu mereka.
"Tolong tur peti jenazah keliling dunia! Tolong kunjungi Asia! (Ingatkan kami untuk tetap di rumah)," tulis warganet bernama Michael.
Tak sedikit juga warganet yang menginginkan pemakaman meriah seperti yang dilakukan Aidoo dan rekannya. Agaknya fokus para warganet terpecah karena kekocakan para Ghana Pallbearers.
"Jika pemakamanku tak semeriah itu, aku tak menginginkannya," tulis warganet bernama Keefer.
Selain mengajak traveler untuk di rumah saja, Aidoo dan rekannya juga membuat sebuah video khusus yang didedikasikan untuk para dokter di seluruh dunia yang tengah berjuang melawan COVID-19.
Dalam video singkat berdurasi 20-an detik itu, Aido dan rekannya tampak mengenakan pakaian rapi lengkap dengan celana resmi dan topi yang berwarna serba putih.
Di baris paling depan adalah Aidoo yang duduk di atas peti jenazah. Selaku pemimpin, Aido pun bertugas mengucapkan pesan terima kasih pada para dokter dan mengimbau traveler tetap di rumah.
Tak hanya di Ghana, peti mati pun juga digunakan di Indonesia sebagai media untuk mengimbau masyarakat agar tetap di rumah saja. Bentuk pendekatan itu pun dilakukan oleh Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara, Sehan Salim Landjar, yang berkeliling membawa peti jenazah di atas mobil pick up untuk memberi sosialisasi bagi warganya.
"Rakyat Boltim, tinggal di rumah atau tinggal di rumah sakit atau tinggal di peti atau tinggal kenangan. Cuma tiga pilihan. Kalau sabar tinggal di rumah satu bulan ini torang (kita) aman dari corona. Tapi, kalau tidak sabar kase tunjung jago (so jagoan) berarti mo tinggal di rumah sakit," demikian sepenggal petikan video Sehan Lanjdjar yang diunggah warganet di media sosial.
Melihat pendekatan itu, apa mungkin Bupati Bolaang Mongondow Timur mendapat inspirasi dari Aidoo dan rekan-rekannya? Terlepas dari soal itu. tentunya kita harus mengikuti saran Aidoo dan pemerintah setempat untuk #dirumahaja. Minimal sampai situasi kembali kondusif.
Baca juga: Tanda Tanya Nama 'Afrika' |
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda