Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkap data potensi kerugian di sektor MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) yang terdapat hotel di dalamnya.
Menurut Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi & Pameran Kemenparekraf, Iyung Masruroh hampir seratus persen kegiatan di sektor MICE harus ditunda dan hanya seperempat yang dilanjutkan.
"96,43% acara di 17 provinsi harus ditunda dan 84,20% lainnya dibatalkan," kata Iyung dalam sebuah webinar yang diadakan oleh Katadata, Selasa (2/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Potential deposit loss di seluruh Indonesia mencapai Rp 898 miliar dan maksimal Rp 2,66 triliun," imbuh dia.
Data yang dikutip Kemenparekraf ini berasal dari Indonesia Event Industry Council (IVENDO). Katering, hotel hingga UMKM penyedia suvenir kehilangan pundi-pundi pendapatan, jika ditotal jumlahnya sebanyak 54.871-90.463.
Kerugian di atas dikarenakan begitu banyak event yang meliputi seminar hingga pameran telah ditunda dan dibatalkan pada Januari-Juli 2020.
Kemenparekraf tak berdiam diri karena telah menyiapkan langkah-langkah ke depan. Beberapa di antaranya yakni, menyusun protokol pelaksanaan kegiatan MICE pasca-COVID-19, menyusun strategi nasional pengembangan MICE.
Kemenparekraf juga akan meninjau langsung kesiapan destinasi MICE. Pemerintah akan membidik pasar domestik, mengaktifkan meeting di destinasi MICE sebagai inisiator juga melakukan roadshow meyakinkan segala pihak berkepentingan.
Hingga kini, Jakarta masih menjadi tujuan utama wisman bisnis dari tahun ke tahun. Destinasi MICE selanjutnya yakni di Bali, Bandung, Yogyakarta, Medan, Makassar, dan Surabaya.
Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia mengalami penurunan tajam di bulan April lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat wisman yang masuk hanya tinggal 160.000 orang atau turun 87 persen jika dibandingkan dengan bulan April tahun lalu.
"Kalau kita lihat grafik merah ini tidak biasa sangat besar efek COVID-19 ke wisata, dan kita harus hati-hati karena ini berdampak pada pendukungnya, tingkat hunian kamar, industri keatif, perdagangan dan seterusnya," ujar Kepala BPS Suhariyanto melalui siaran YouTube BPS, Selasa (2/6) sambil memperlihatkan grafis angka kunjungan wisata ke Indonesia.
Dia menambahkan jika dibandingkan dengan bulan Maret 2020, kunjungan wisman turun 66,02 persen.
"Jadi dampak COVID-19 ke wisman betul-betul luar biasa, kita perlu memikirkan terobosan baru supaya sektor ini pulih ke depan," ujarnya.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum