Jumlah Turis Turun Hampir 90%, Ini Strategi Kemenparekraf

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jumlah Turis Turun Hampir 90%, Ini Strategi Kemenparekraf

Dadan Kuswaraharja - detikTravel
Rabu, 03 Jun 2020 22:45 WIB
Wisata Terasering Panyaweuyan, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Wisata alam bakal menjadi andalan Indonesia di masa new normal (Foto: Dadan Kuswaraharja)
Jakarta -

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) pada bulan April lalu mengalami penurunan hampir 90 persen. Ini strategi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggerakkan pariwisata pada new normal nanti.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kemenparekraf/Baparekraf Ari Juliano Gema dalam pernyataannya di Jakarta, Senin (2/6/2020) menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan langkah dan strategi untuk mengantisipasi penurunan wisman dengan menyiapkan protokol tatanan hidup baru di sektor pariwisata yang telah disusun. Protokol itu untuk nantinya akan diterapkan saat suatu daerah telah dinyatakan siap untuk kembali menerima wisatawan.

"Presiden Joko Widodo menginstruksikan untuk tidak tergesa-gesa. Di masa pemulihan nanti, kita akan terlebih dahulu fokus mendorong mobilisasi wisatawan nusantara. Untuk itu semua harus dipersiapkan dulu sebelum kembali menyambut wisatawan. Tentunya dengan melihat kesiapan masing-masing daerah. Kami telah melakukan koordinasi dengan beberapa kepala daerah yang wilayahnya paling siap untuk menerima wisatawan dan memulai penerapan protokol ini," kata Ari Juliano Gema.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada April 2020 sebesar 160.000 orang. Angka itu mengalami penurunan sebesar 87,44 persen dibanding jumlah kunjungan pada April 2019.

Selain itu, jika dibandingkan dengan Maret 2020, jumlah kunjungan wisman pada April 2020 juga mengalami penurunan sebesar
66,02 persen. Secara kumulatif (Januari-April 2020), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 2,77 juta kunjungan atau
turun 45,01 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019 yang berjumlah 5,03 juta kunjungan.

ADVERTISEMENT

Pada periode tersebut jumlah kunjungan wisman didominasi oleh wisman asal Timor Leste yang tercatat berkunjung sebanyak 83 ribu pada April. Angka tersebut mencapai 52,2 persen dari total wisman. Sedangkan, sisanya berasal dari Malaysia sebanyak 62 ribu atau 39 persen, Singapura 2 ribu atau 1,3 persen, dan lainnya 12 ribu kunjungan atau 7,5 persen.

Infografis Data Wisman April 2020Infografis Data Wisman April 2020 Foto: Luthfy Syahban

Angka tersebut, kata Ari Juliano, sudah diperkirakan sebagai dampak pandemi COVID-19 sebagaimana terjadi juga di negara lain.

Penurunan jumlah wisman juga terjadi seiring langkah-langkah pemerintah Indonesia dan juga pemerintah negara penyumbang wisman potensial ke Indonesia yang memutuskan menutup akses keluar-masuk negaranya demi pencegahan penyebaran COVID-19.

"Untuk membuka pariwisata kembali, perlu penerapan prosedur standar di sarana publik yang bertujuan untuk lebih mendisiplinkan masyarakat terkait protokol kesehatan di sektor pariwisata. Sehingga saat dibuka kembali, wisatawan akan merasa nyaman datang ke tanah air," ujarnya.

Protokol tersebut, lanjut Ari Juliano, akan seiring dan beradaptasi dengan tatanan hidup baru yang sudah disiapkan Kemenkes akan disosialisasikan secara masif kepada masyarakat sehingga masyarakat tahu apa yang harus dikerjakan baik mengenai jaga jarak, mengenai pakai masker, mengenai cuci tangan, serta tidak berkerumun dalam jumlah yang banyak. Dengan begitu diharapkan kesadaran masyarakat terkait kedisiplinan dan protokol kesehatan terus meningkat dan penyebaran COVID-19 dapat ditekan.

"Ini merupakan bagian dari langkah untuk memastikan kesiapan masyarakat dalam menjalankan tatanan hidup baru yang akan menggerakkan perekonomian nasional termasuk di dalamnya pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.

Kemenparekraf/Baparekraf, sedang menyiapkan program Cleanliness, Health and Safety (CHS) yang akan diterapkan di berbagai destinasi wisata tanah air. Yang tujuan utamanya tidak hanya menyiapkan destinasi yang lebih baik sesuai dengan standardisasi kebutuhan wisatawan dalam kenormalan baru nanti, tapi juga dalam menerapkan disiplin bagi masyarakat.

Hal ini sejalan dengan target Pemerintah agar kesadaran masyarakat akan kedisiplinan dan protokol kesehatan terus meningkat.

Ke depan, Kemenkarekraf fokus untuk menggarap segmen pariwisata berkualitas atau quality tourism yang lebih menekankan pada tingkat pendapatan devisa ketimbang mendatangkan wisatawan secara massal atau mass tourism seiring dengan berubahnya tren pariwisata global.




(ddn/ddn)

Hide Ads