Sektor pariwisata mulai saat ini harus bisa fleksibel dan menyesuaikan kondisi saat pandemi COVID-19. Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman pun mendorong perubahan model wisata untuk desa wisata di Sleman.
Kepala Dispar Sleman Sudarningsih menjelaskan perubahan model itu dari awalnya berkonsep mass tourism nantinya diubah menjadi family tourism. Hal ini berkaitan dengan protokol kesehatan yang harus dijalankan karena adanya COVID-19.
"Jadi teman-teman desa wisata itu didorong dari dulu kebanyakan outbound, mass tourism, sekarang beralih ke family tourism, kita mengubah ke situ, sekarang menyajikan lebih ke keluarga karena adanya protokol kesehatan," kata Sudarningsih saat dihubungi detikcom, Selasa (9/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perubahan model wisata ini, kata dia, tentu mengubah konsep desa wisata. Termasuk mengubah apa yang dijual ke wisatawan.
"Ada unique selling point sendiri, seperti menjual makanan khas daerah dan mungkin ada atraksi yang dijual. Jadi bukan outbound lagi," ujarnya.
Sejauh ini di Sleman total ada 47 desa wisata dimana 11 di antaranya merupakan desa wisata mandiri.
"Total 47 desa wisata, 11 di antaranya desa wisata mandiri. Semuanya sejak ada pandemi ini tidak ada yang buka. Nol kunjungan," ungkapnya.
Kendati tidak ada pemasukan, Sudarningsih mengungkapkan jika pengelola desa wisata selama ini bisa bertahan dengan mengandalkan sektor lain.
"Karena banyak yang masih punya sampingan beternak dan lain sebagainya, jadi kalau desa wisata tidak terlalu khawatir dari sektor ekonomi karena asetnya bersama dengan masyarakat. Jadi relatif masih bisa bertahan," ia membeberkan.
Pihaknya menegaskan jika tidak mau terburu-buru untuk membuka desa wisata. Sebab, saat ini masih banyak yang harus dipersiapkan. Apalagi lokasi desa wisata berada persis di tengah-tengah masyarakat.
"Kami nanti akan mempersiapkan semuanya dulu. Kami juga akan lakukan simulasi-simulasi dulu sehingga ketika new normal ini sudah jalan desa wisata juga siap," pungkasnya.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!