Ambruknya sektor pariwisata karena hantaman wabah virus Corona berdampak pada keberadaan kusir andong di Yogyakarta. Saat ini hanya 387 kusir yang masih bertahan.
Ketua Paguyuban Kusir Andong DIY, Purwantoro, kusir yang bertahan di tengah COVID-19 turun. Dia menyebut ada 153 kusir andong yang saat ini berhenti dari pekerjaannya.
"Sebelum Corona itu ada 540 (orang) dan saat ini tinggal 387 orang saja," kata Purwantoro saat dihubungi wartawan, Kamis (18/6/2020).
Purwantoro bilang penurunan jumlah kusir andong terjadi karena tidak ada wisatawan yang datang ke Yogyakarta, khususnya kawasan Malioboro. Bahkan, beberapa kusir andong yang masih bertahan saat ini hanya menggantungkan hidupnya pada uang tabungan.
![]() |
"Selama pandemi ini ya mereka hidup pakai (uang) tabungan. Karena mau bekerja lain juga tidak ada," kata dia.
Selain tidak adanya wisatawan yang berkunjung, para kusir andong memilih memilih menjual kudanya untuk bertahan hidup. Mengingat butuh uang yang tidak sedikit untuk merawat kuda.
![]() |
"Dalam sehari setidaknya uang yang dikeluarkan untuk pakan kuda berkisar Rp 100 ribu, belum memberi makan keluarga. Nah, kalau kondisinya seperti kan pemasukan berkurang, malah tidak ada, jadi ya gitu (ada yang menjual kuda)," ujarnya.
Karena itu, dia berharap agar pandemi virus Corona segera berlalu. Sebab, banyak orang yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata.
"Harapannya semoga keadaan cepat membaik dan wisatawan banyak yang datang ke sini (Yogyakarta), jadi teman-teman bisa dapat penumpang dan pemasukan untuk hidup," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Yogyakarta mulai ancang-ancang untuk menyambut wisatawan. Sebagai contoh, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memasang stiker sebagai pengingat jaga jarak di kawasan Malioboro dan stiker jalur searah di pedestrian agar pengunjung tidak berpapasan satu sama lain saat di Malioboro.
Stiker itu berupa gambar sepasang alas kaki yang di bawahnya terdapat tulisan 'berdiri di sini' dan 'jaga jarak'.
Juga pembersihan destinasi wisata, perbaikan fasilitas destinasi wisata, penambahan fasilitas kebersihan, penyediaan fasilitas cuci tangan, peningkatan kualitas SDM dengan pelatihan online (marketing, visitor manajemen, pemanduan).
Dalam penyiapan SOP di pariwisata meliputi kesiapan dari hotel, restoran, transportasi, pemandu, dan destinasi wisata dalam menerima atau melayani wisatawan dengan berpedoman kepada protokol kesehatan demi mencegah penularan COVID-19.
Dispar Yogyakarta juga menyiapkan informasi lewat konten video yang berisi serangkaian kegiatan kesiapan di destinasi/desa wisata, bagaimana industri pariwisata mendemonstrasikan keseriusan dalam menyiapkan hygiene dan sanitasi dengan serius. Selain itu, Dispar memberikan stimulus pemasangan wastafel di 50 destinasi/desa wisata di DIY dengan pola padat karya masyarakat didestinasi dan desa wisata tersebut,
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour