Doni Tata Pradita bersama sejumlah crosser, termasuk crosser perempuan Monita Permata Wijaya, trabas di Gunung Sumbing belum lama ini. Doni tak menyangka aksinya menyalahi aturan.
Doni dan beberapa crosser dari sejumlah komunitas tabras Gunung Sumbing hingga Pos 4. Pos itu sudah amat dekat dengan puncak gunung.
Doni dan para crosser itu menuju Pos 4 Gunung Sumbing melalui jalur Glapansari yang berada di Parakan, Temanggung, Jawa Tengah. Aksi Doni dan crosser itu bikin gaduh warganet terutama para pendaki yang sudah lama tidak main ke Gunung Sumbing. Mereka mengkritik Doni, yang merupakan pebalap profesional, melanggar aturan berganda.
Pertama, Doni Tata menuju pos 4 Gunung Sumbing saat gunung itu ditutup untuk umum, untuk pendakian saja dilarang, bagaimana trabasan. Langkah penutupan itu ditempuh sebagai upaya untuk memutus rantai penularan virus Corona.
Kedua, jalur pendakian di rute Glapansari hanya khusus untuk wisata religi, bukan trabas. Ketiga, raungan motor dinilai mengganggu satwa di kawasan tersebut. Apalagi, hutan di Gunung Sumbing masuk kategori hutan lindung dan dikelola di bawah Perum Perhutani KPH Kedu Utara.
Doni Tata, yang pernah ambil bagian dalam balapan Moto2 itu, terkejut saat namanya diperbincangkan di media sosial akibat aksi tersebut. Dia belum paham benar aturan trabas gunung karena baru tiga bulan menggelutinya. Aktivitas itu dilakukannya untuk mengisi waktu karena kejuaraan balap motor sedang rehat terdampak COVID-19.
Lagipula, berkaca dari video dan foto yang dibagikan oleh crosser lain, termasuk sejumlah pesohor, aksi mereka tak mendapatkan teguran. Malah, Doni Tata dan anggota komunitas yang trabas Gunung Sumbing bersamanya membayar retribusi.
"Maaf saya baru belajar trabas. Saya nggak tahu aturan di sana bagaimana. Waktu itu, saya cuma diajak sama teman trabas, squad 05 Yogyakarta," kata Doni Tata yang dihubungi detikcom, Kamis (25/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira ya biasa saja untuk adventure ke Gunung Sumbing, karena sebelumnya juga banyak anak motor trail yang melakukan adventure ride ke sana. Jadi, kegiatan ini bukan yang pertama kalinya. Saya minta maaf," Doni menambahkan.
Setelah mengetahui kalau trabas Gunung Sumbing dilarang, Doni Tata mengajak pehobi trabas untuk mempelajari aturan di setiap lokasi yang akan digunakan untuk trabas. Itu agar mereka tak mengulang kesalahan serupa.
"Saya sama sekali tidak berniat merusak alam di sana. Saya nggak akan ke sana lagi. Kasihan satwa di sana," kata pebalap 30 tahun itu.
"Ini pelajaran berharga," ujar Doni tata yang juga hobi bersepeda.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol