Hari ini, Google Doodle menampilkan subak Bali. Kamu tahu nggak perbedaan subak dengan sengkedan?
Waktu di bangku Sekolah Dasar (SD) kita sudah diperkenalkan dengan istilah sengkedan atau terasering. Pasti traveler langsung membayangkan sayang yang berjenjang-jenjang atau bertingkat bukan? Ternyata ada satu istilah lagi yang perlu traveler ketahui yaitu subak.
Jika kita mengetik foto sengkedan atau subak di Google, yang keluar adalah hamparan sawah yang berjenjang-jenjang. Apakah kedua istilah ini memiliki arti yang sama?
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun arti dari Subak yaitu sistem pengairan sawah yang digunakan masyarakat Bali secara tradisional. pada tahun 2017, detikcom berjumpa dengan tokoh adat Subak sekaligus penasihat dari Kelompok Ekowisata Suranadi, I Gede Suweden, di Desa Jatiluwih, Tabanan. Suweden juga sering menerima kunjungan dari turis maupun pelajar asing yang ingin belajar tentang Subak.
"Subak ditinjau dari pengertiannya sebuah organisasi pengairan yang bersifat agriculture, religius dan ekonomik, landasannya Tri Hita Karana, tri berarti tiga, hita karana berarti balance, tiga keseimbangan," ujar Suweden.
Menurut arti kata, Subak diambil dari bahasa Bali yang memiliki arti sealiran. Dari sumbernya, air dialirkan ke dalam sistem irigasi yang mengarah ke sawah-sawah para petani.
"Subak berasal dari kata seuwak, artinya sumber mata air atau irigasi, sehingga bisa airnya mengalir ke sini, mau dialirin ke sawah siapa, berapa dia dapat," jelas Suweden.
Adapun pengertian dari sengkedan atau sengked menurut KBBI yaitu teras, keadaan tanah persawahan dan sebagainya yang bertangga-tangga dari atas ke bawah. Sedangkan secara umum sengkedan atau terasering menurut Wikipedia yaitu konservasi dengan membuat teras-teras yang dilakukan untuk mengurangi panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah.
![]() |
Jadi kesimpulannya subak adalah metode irigasi sawah, sedangkan terasering metode konservasi tanah (yang tidak selalu sawah).
Sekedar informasi, kata Subak bisa kamu temukan dalam prasasti Pandak Bandung yang bertuliskan tahun 1072 Masehi. Terlihat usia tradisi ini telah lebih dari seabad!
Kenapa subak Bali mampu bertahan selama itu? Jawabannya karena masyarakat Bali taat kepada tradisi leluhur. Tak sekedar taat, namun benar-benar dilakukan seperti pembagian air dilakukan secara adil dan merata. Juga segala masalah dibicarakan dan dipecahkan bersama, bahkan penetapan waktu menanam dan penentuan jenis padi yang ditanam pun dilakukan bersama.
Sistem subak Bali pun masuk sebagai salah satu warisan budaya dunia pada tanggal 29 Juni 2012 lho. Jadi hari ini adalah Peringatan Subak.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum