Pemprov DKI Jakarta melarang pemakaian kantong kresek sekali pakai mulai 1 Juli. Ada lima fakta yang perlu traveler ketahui terkait kebijakan itu.
Indonesia memiliki Pekerjaan Rumah (PR) besar untuk mengurangi sampah plastik. Saat ini, RI berada di urutan kedua soal hobi buang sampah plastik.
Nah, DKI Jakarta berperan aktif untuk menguranginya. Aturannya dituangkan dalam Peraturan Gubernur Nomor 142 tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja ramah Lingkungan di pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar rakyat. Itu resmi dimulai pada 1Juli 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah DKI Jakarta menyadari untuk betul-betul bersih dari plastik memang sulit, namun setidaknya larangan tas kresek diyakini bisa menurunkan jumlah sampah plastik per tahun.
1. China penghasil sampah plastik terbesar dunia
Data dari Earth Policy Institute menjelaskan bahwa penggunaan kemasan plastik meningkat pada tahun 2015 melebihi 1 triliun ton di seluruh dunia. China menjadi penghasil sampah plastik yang terbanyak di dunia.
Bayangkan, negara berpenduduk 1,3 miliar penduduk tersebut menggunakan 3 miliar ton kemasan plastik setiap harinya. Sementara Indonesia menghasilkan sekitar 187,2 juta ton tiap harinya.
2. 1 orang Indonesia menggunakan 700 kemasan plastik per tahun
Ya, fakta ini divalidasi oleh Greeneration, sebuah organisasi non pemerintah yang menjadikannya jurnal pada tahun 2015. Satu orang Indonesia membuang 700 kemasan plastik setiap tahunnya.
Selain itu, 3 peringkat teratas yaitu, China-Indonesia-Filipina, dinilai memiliki persamaan seperti sama-sama berpenduduk urban padat dan wilayahnya berbatasan langsung dengan laut.
3. Ada 2 juta kantong plastik yang digunakan setiap menit
Seluruh dunia pasti menggunakan kemasan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Earth Policy Institute ada 2 juta kemasan plastik yang digunakan setiap menit di seluruh dunia.
4. Hanya satu dari 200 kemasan plastik yang bisa terurai
Kemasan plastik menggunakan polietilena atau polimer sebagai bahan utama. Ini membuat sampah plastik sangat sulit terurai.
Untuk satu kantong plastik membutuhkan waktu minimal 10-20 tahun untuk bisa terurai. Sedangkan botol plastik butuh durasi yang lebih lama yaitu 450-500 tahun.
5. Tahun 2050 lautan isinya plastik bukan ikan!
Lautan yang cantik dan indah kini mulai tercemar dengan adanya sampah plastik. Bagaimana dengan masa depan?
Sebuah studi memprediksikan bahwa akan ada lebih banyak plastik ketimbang ikan di laut pada tahun 2050. Studi ini berkaca pada data produksi sampah pada tahun 2016 yang mencapai 311 juta ton. Angka ini akan diperkirakan bertambah dua kali lipat dalam 20 tahun dan empat kali lipat di tahun 2050 jika tidak dikontrol dengan baik.
Seperti yang kita ketahui, saat ini pun sudah banyak sekali obyek wisata laut yang tadinya cantik jadi rusak karena sampah. Bahkan sampah plastik sudah ada di palung terdalam Mariana.
Traveler, yuk biasakan gunakan kantong belanja ramah lingkungan!
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol